Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Foto: Hoshang Hashimi/AFP via Getty Images.
Foto: Hoshang Hashimi/AFP via Getty Images.

Iran Mendeportasi Ribuan Pengungsi Afghanistan



Berita Baru, TeheranIran mendeportasi puluhan ribu pengungsi Afghanistan ke perbatasan, kata lembaga bantuan dan saksi mata.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menemukan bahwa lebih dari satu juta warga Afghanistan telah dikirim kembali tahun ini, termasuk lebih dari 28.000 warga Afghanistan pada minggu terakhir bulan Oktober.

“Mayoritas dideportasi, kembali ke Afghanistan yang bangkrut dan hancur, membutuhkan dukungan kesehatan, makanan dan istirahat,” kata direktur jenderal IOM Antonio Vitorino dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (11/11), dilansir dari Al Jazeera.

Jutaan warga Afghanistan menyeberang ke Iran berusaha untuk melarikan diri dari kekerasan dan ekonomi yang hancur setelah pengambilalihan Kabul oleh Taliban pada pertengahan Agustus yang memperparah krisis.

Pengambilalihan itu juga mengganggu aliran bantuan internasional untuk kekeringan dan bantuan kemanusiaan lain, serta menyebabkan lebih dari setengah penduduk menghadapi kekurangan pangan akut.

Sementara itu, Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) memperkirakan sebanyak 4.000-5.000 warga Afghanistan telah menyeberang ke Iran setiap hari sejak Taliban mengambil alih Afghanistan serta ratusan ribu lainnya diperkirakan akan tiba di musim dingin mendatang.

Bulan lalu, PBB menyatakan bahwa Afghanistan berada di ambang salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari separuh negara itu menghadapi kekurangan pangan akut.

IOM mengatakan Iran telah mengembalikan 1.031.757 warga Afghanistan ke negara asal mereka sepanjang tahun ini. Badan migrasi PBB menghitung setidaknya 3.200 anak-anak tanpa pendamping di antara mereka.

Orang-orang Afghanistan yang dideportasi berbicara kepada kantor berita AFP melaporkan ditahan di kamp-kamp penahanan yang penuh sesak dan kotor di mana beberapa dipukuli sebelum diangkut ke penyeberangan perbatasan.

“Mereka tidak melihat kami sebagai manusia,” kata Abdul Samad, 19 tahun, yang bekerja di konstruksi di Iran sebelum dia dideportasi.

Abdul Samad mengatakan dia dipukuli oleh pihak berwenang Iran di kamp penahanan migran karena dia tidak punya uang untuk membayar deportasinya.

“Mereka mengikat tangan kami dan menutup mata kami dengan potongan kain, dan menghina kami,” katanya.