Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Iran: Laporan AS tentang Penyitaan Kapal Tanker adalah Hoaks
Kapal tanker minyak berbendera Iran Fortune berlabuh di kilang El Palito setelah kedatangannya ke Puerto Cabello, di utara. negara bagian Carabobo, Venezuela. Foto ini dirilis oleh Venezuelan Ministry of Popular Power for Communication and Information (Minci) pada 25 Mei 2020. Foto via AFP.

Iran: Laporan AS tentang Penyitaan Kapal Tanker adalah Hoaks



Berita Baru, Internasional – Pada hari Jumat (14/8), Iran telah mengkonfirmasi bahwa kabar tentang penyitaan empat kapal tanker Iran yang dilakukan Amerika Serikat (AS) pada Kamis (13/8), adalah hoaks dan hanya bertujuan untuk perang psikologis.

Hal itu disampaikan oleh media-media lokal Iran dengan mengutip para bejabat Iran yang akrab dengan masalah ini.

Kantor berita Press TV melaporkan dengan mengutip sumber pejabat Iran anonim, menyatakan bahwa pengiriman bahan bakar tersebut telah dibeli dan dibayar, dan baik kapal yang membawanya maupun pengiriman itu sendiri tidak terkait dengan Iran.

Sebelumnya, pejabat AS anonim mengumumkan telah menyita empat kapal tanker Iran (Luna, Pandi, Bering dan Bella) di laut lepas yang diduga memuat minyak untuk dikirimkan ke Venezuela. Keempat kapal itu dianggap telah melanggar sanksi ekonomi yang diberikan AS kepada Iran.

Menurt Middle East Monitor, keempat kapal itu tersebut mengangkut sekitar 1,1 juta barel bahan bakar ke Venezuela. Namun, kapal tanker itu gagal tiba di Venezuela dan malah hilang, sebelum dua dari mereka kemudian muncul kembali di dekat Cape Verde.

Menurut Wall Street Journal, penyitaan itu adalah upaya untuk mengintensifkan kampanye tekanan maksimum Washington terhadap Teheran.

Duta Besar Iran untuk Venezuela Hojjat Soltani telah menolak laporan itu sebagai “kebohongan” lain dan contoh “perang psikologis.”

“Baik kapal maupun pemilik kapal, atau pun bendera kapal, itu tidak ada hubungannya dengan Iran,” katanya dalam sebuah cuitan Twitter pada hari Kamis.

Soltani mengatakan bahwa berita palsu tersebut bertujuan untuk menutupi kegagalan kebijakan pemerintah AS terhadap Iran.

“Teroris Presiden Trump tidak bisa menebus penghinaan dan kekalahannya melawan Iran dengan propaganda palsu,” tegas Soltani.

Hingga hari Jumat (15/8), keberadaan keempat kapal itu masih belum jelas, begitu juga dengan muatan yang diduga minyak. Hal itu karena kapten mereka mematikan alat pelacak kapal selama beberapa bulan terakhir untuk menyembunyikan keberadaan mereka.

Pada bulan Mei dan Juni, Iran mengirim lima kapal yang membawa bahan bakar Iran ke Venezuela untuk membantu menghidupkan kembali kilang minyak Venezuela yang menderita kekurangan bahan bakar yang parah akibat sanksi keras AS.

Pengiriman itu memicu kemarahan Amerika Serikat, yang telah memberlakukan sanksi kejam terhadap Iran dan Venezuela dengan tujuan mencekik pendapatan minyak mereka.

Pada dasarnya, baik Iran maupun Venezuela sama-sama telah mendapat sanksi keras dari AS. Iran mendapat sanksi ekonomi dan embargo senjata dari AS karena tuduhan pengayaan uraniam dan melanggar kesepakatan nuklir 2015, sementara Venezuela diberi sanksi AS karena kepemimpinan Presiden Venezuela Nicolas Maduro diangap AS (dan beberapa negara lain) tidak sah.