Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sisa bangunan rumah yang dihancurkan oleh Israel pada Selasa (8/3). Foto: SANA.
Sisa bangunan rumah yang dihancurkan oleh Israel pada Selasa (8/3). Foto: SANA.

Iran Laknat Serangan Israel Yang Hancurkan Dua Rumah Warga Palestina



Berita Baru, Yerussalem – Iran laknat serangan Israel yang hancurkan dua rumah warga Palestina, menyebut serangan “rezim Zionis” di kota Silat ad-Dhahr, barat laut Jenin tersebut merupakan “langkah sembrono” dan “tidak bertanggung jawab”.

“Tindakan kriminal semacam itu berakar pada sifat agresi, pendudukan, dan teror rezim,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh pada Rabu (9/3), dikutip dari kantor berita resmi Iran, IRNA.

Menggambarkan rezim Zionis Israel sebagai rezim yang biasa membunuh anak-anak, Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa salah satu tujuan IRGC di wilayah tersebut adalah untuk meminta pertanggungjawaban rezim apartheid ini atas kejahatannya yang tidak manusiawi.

Sebelumnya, Selasa (8/3), militer Israel hancurkan dua rumah warga Palestina, yaitu rumah Mohammed Jaradat dan Jit Jaradat.

IRGC mengumumkan melalui pernyataan bahwa “dua pembela IRGC dari tempat-tempat suci telah menjadi martir dalam serangan roket kriminal yang dilakukan oleh rezim Zionis di sekitar ibukota Suriah.”

Kedua warga tersebut sebelumnya dituduh oleh Israel telah melakukan serangan penembakan sebuah mobil yang melaju di dekat pos terdepan Homesh di Tepi Barat yang diduduki Israel tahun lalu.

Serangan Duo-Jaradat tersebut menewaskan seorang mahasiswa seminari Yahudi dan melukai dua orang lainnya.

Sebelum menghancurkan rumah Jaradat, militer Israel melakukan penggeledahan. Saat penggeledahan terjadi, militer Israel mendapat perlawanan keras dari warga Palestina dengan tembakan.

Militer Israel mengatakan lusinan warga Palestina melemparkan batu, bom api, dan granat ke pasukan yang membalas dengan tembakan langsung dan cara lain.

Sementara itu, menurut kantor berita Palestina Wafa, pasukan Israel melukai delapan orang dengan peluru tajam dan peluru berlapis karet.

Para pejabat Israel mengatakan penghancuran rumah mencegah serangan di masa depan, sementara kelompok hak asasi memandang taktik itu sebagai bentuk hukuman kolektif.

Pembongkaran itu terjadi beberapa jam setelah seorang Palestina menikam dua petugas polisi di Kota Tua Yerusalem sebelum dia ditembak dan dibunuh oleh polisi, insiden kedua dalam beberapa hari.

Pada hari Minggu (6/3), polisi membunuh seorang warga Palestina berusia 19 tahun setelah dia menikam seorang petugas di Kota Tua. Petugas itu terluka ringan.

Kelompok hak asasi Palestina dan internasional telah lama mengutuk apa yang mereka katakan sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan Israel.

Bulan lalu, Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan bahwa Israel melakukan “kejahatan apartheid terhadap warga Palestina” dan harus bertanggung jawab karena memperlakukan mereka sebagai “kelompok ras yang lebih rendah”.

Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur setelah perang Timur Tengah pada tahun 1967.

Permukiman Israel yang dibangun di atas tanah Palestina dianggap ilegal menurut hukum internasional. Saat ini, antara 600.000 dan 750.000 pemukim Israel tinggal di setidaknya 250 permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.