Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Iran Janjikan Balas Dendam, Harga Minyak Melonjak
(Foto : Tribunnews)

Iran Janjikan Balas Dendam, Harga Minyak Melonjak



Berita Baru, Internasional – Harga minyak melonjak hingga 3% pada hari Jumat (03/01). Kenaikan itu menyusul konfirmasi Pentagon mengenai kematian komandan utama Iran dalam serangan udara AS di Baghdad.

“Militer AS telah secara tegas  mengambil tindakan untuk melindungi personil AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani,” sebuah pernyataan oleh Departemen Pertahanan AS (DOD) pada Kamis malam (02/01) waku setempat.

“Itu adalah arahan dari presiden AS,” tambah DOD.

Serang AS dikhawatirkan akan meyulut konflik lebih besar antara kedua negara yang dapat mengganggu produksi energi.

Seusai pengumuman, benchmark internasional, minyak mentah Brent naik sebesar $2,42, atau 3,6% diperdagangkan pada $68,67. Setelah perdagangan sebelumnya setinggi $69,50.

Adapun, US West Texas Intermediate naik $1,87, atau 3%, menjadi $63,05 per barel. Sebelumnya WTI diperdagangkan di $64,09, level tertinggi sejak April.

Kata Matthew Bey, analis senior global di Stratfor, kenaikan tersebut disebabkan kemungkinan akan adanya pembalasan yang signifikan dari Iran serta milisi yang didukung Iran di Irak.

Kepada CNBC, Bey mengatakan Iran kemungkinan akan kembali mendukung serangan pada infrastruktur minyak di Teluk Persia dan seluruh Timur Tengah.

Teheran juga dapat mempertimbangkan serangan terhadap infrastruktur minyak Arab Saudi jika ketegangan meningkat.

“Hal itu menimbulkan ketakutan jika titik utama sumber minyak terserang. Sebab membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dibangun kembali di Arab Saudi,” katanya.

Soleimani, pimpinan unit pasukan khusus pengawal revolusi elit Iran terbunuh bersama dengan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan milisi yang dikenal sebagai pasukan mobilisasi.

“Ini adalah reaksi spontan karena semua orang mengajukan pertanyaan bagaimana Iran akan membalas, dan saya pikir itu sebabnya Anda telah melihat harga melonjak 3, 4%,” kata Amrita Sen  kepada CNBC, Jumat (03/01) berdasarkan aspek energi.

“Risiko yang harus dipikirkan adalah bagaimana Iran nanti membalas. Kami telah melihat apa yang dapat dilakukannya di Arab Saudi, apakah ia melakukan hal yang sama lagi, apakah ada serangan lain terhadap fasilitas Saudi.”

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menyatakan melalui ttwitter soal janji Iran untuk membalas AS.

“AS memikul tanggung jawab untuk semua konsekuensi dari petualangan nakal,” bunyi potingan Zarif di twitter.

Sementara itu, presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan sikap negaranya akan lebih bergerak maju. Adapun, Menteri Pertahanan, Amir Hatami mengatakan bahwa balas dendam yang ‘kejam’ akan diambil oleh Iran.

Serangan udara yang dilakukan oleh AS, sangat kuat pengaruhnya pada pasar minyak. Salah satunya menyebabkan OPEC + melakukan pengurangan produksi lebih dari yang diperkirakan pada bulan Desember.

Kepala riset komoditas global Citi, Ed Morse, menulis: “Setelah serangan udara, fokus pasar jangka pendek adalah risiko respons militer dari Iran di pasar yang secara inheren menjadi bullish.”