Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Intelijen Jerman
(Foto; reuters)

Intelijen Jerman Ragukan Tuduhan AS terhadap China terkait COVID-19



Berita Baru, Internasional – Mengutip majalah mingguan Jerman Der Spiegel, pada hari Jumat (8/5) Badan Intelijen Federal Jerman atau Bundesnachrichtendienst (BND) meragukan teori Amerikat Serikat (AS) yang menyebut virus korona diciptakan di laboratorium Wuhan Cina.

Namun, pemerintah Jerman secara resmi belum mengkonfirmasi berita tersebut.

Menurut majalah Der Spiegel, BND mendapat informasi bahwa tuduhan AS terhadap China itu berdasarkan informasi dari aliansi intelejin “Five Eyes” (FVEY) yaitu aliansi operasi intelejn yang dibentuk oleh Australia, Kanada, Selandia Baru, Britania Raya dan Amerika Serikat.

Dan hingga saat ini, tidak ada agen atau intelijen Five Eyes yang siap dan mengkonfirmasi tuduhan yang gencar disebarkan oleh Presiden Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Oleh karena itu, BND menafsirkan sikap Five Eyes yang tidak mau mengkonfirmasi informasi ini sebagai alasan untuk meragukan tuduhan tersebut.

Lebih lanjut, menurut Der Spiegel, saat ini agen mata-mata Jerman percaya tuduhan tersebut sengaja dibuat oleh politisi Amerika untuk mengalihkan perhatian publik atas kegagalan negara tersebut dalam mengatasi pandemi COVID-19.

Jerman mengomentari tuduhan yang terus-menerus diwacanakan oleh Presiden Trump ini karena mereka gagal dan tidak bisa memberikan bukti apapun, namun di sisi lain Presiden Trump mengatakan China harus bertanggung jawab atas menyebarnya virus korona.

Pemerintah China sendiri telah berulang kali menolak tuduhan dari Presiden Trump. PBB pun mengatakan bahwa tidak ada bukti virus korona sengaja diciptakan oleh China di Laboratorium Wuhan dan dilepaskan.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo baru-baru ini juga mengikuti langkah Presiden Trump untuk terus mencari bukti-bukti yang mendukung tuduhan tersebut. Menurut Mike Pompeo pada tanggal 3 Mei, AS masih mencari tahu dengan tepat di mana virus korona pertama kali muncul.


SumberSputnik News