Intelijen Israel Menangkap Imam Besar Masjid Al-Aqsa
Berita Baru, Internasional — Sheikh Ekrima Sabri yang merupakan Imam Besar Masjid Al-Aqsa hari ini dikabarkan ditangkap oleh Intelijen Israel. Dia ditangkap di kediamannya, di Yerusalem Timur pada hari Jumat (29/5).
Sementara itu, salah satu anggota keluargan (yang disembunyikan identitasnya) mengungkapkan, bahwa imam besar Masjid Al-Aqsa itu dimintai keterangan di kantor polisi al-Qashla di Yerusalem Barat.
“Ketika unit dari intelijen Israel menggrebek rumah Sheikh dan menginformasikan dirinya bahwa dia ditangkap,” terang salah satu keluarga itu kepada Anadoly Agency dikutip Yenisafak.
Sebelumnya, otoritas Israel telah melarang Sheikh Ekrima Sabri masuk Masjid Al-Aqsa selama empat bulan. Sejumlah aktivis Palestina di Yerusalem Timur juga turut dibekukan dan dirazia.
Menurut Sabri, ketika ditahan dia dituduh menghasut dan ikut serta dalam protes anti-Israel. Akan tetapi, Sabri membantah tuduhan itu.
Sabri menyampaikan bahwa dirinya dipanggil untuk diinterogasi mengenai kegiatan yang dituduhkan padanya. Pemimpin Hamas Ismael Haniyeh mengecam laporan penangkapan Sabri dan aktivis Palestina lainnya.
“Serangan baru kepada hak kami untuk beribadah dan mengakses kami ke situs suci, dan bagian dari rencana untuk menyingkirkannya dari para jamaah,” tutur Haniyeh.
Sabri dipecat dari jabatannya sebagai Imam Besar oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas tahun 2006 usai karir kontroversi dirinya ramai, termasuk dukungan terhadap pelaku bom bunuh diri dan penolakannya pada peristiwa Holocaus.
Sabri juga membela kekerasan terhadap Yahudi di area Al-Qasa sebagai upaya membela diri yang sah, ujarnya dalam satu wawancara dengan The Times of Israel, pada 2015 silam.
Diterangkan oleh Direktur Al-Aqsa, Omar al-Kiswani, sebagian besar pembatasan sudah diberlakukan demi kesejathteraan masyarakat. Hal itu menjadi alasan pelarangan Sabri berkunjung ke Masjid Al-Aqsa.
“Persyaratan itu bersifat universal, bukan persyaratan pekerjaan. Mereka menjaga kesejahteraan rakyat kami dan menjaga masjid kami,” terang al-Kiswani kepada Palestina TV.