Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Intelijen AS Klaim Dapat Bukti China Tutupi Data Kasus Corona
Ilustrasi Intelijen AS (Foto: Istimewa)

Intelijen AS Klaim Dapat Bukti China Tutupi Data Kasus Corona



Berita Baru, Jakarta – Penelusuran Amerika Serikat tentang virus corona di China mengklaim menemukan bukti. Intelijen AS mengklaim telah menemukan bukti bahwa China menutupi data penyebaran dan penularan Covid-19.

Menurutnya, hal itu dilakukan guna menyimpan persediaan medis yang diperlukan di negara China.

Dilansir dari CNBC, laporan ini dipaparkan intelijen AS dalam laporan yang berisi empat halaman ke Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, per tanggal 1 Mei.

Dalam dokumen itu, intelijen AS mengklaim, China men-disinformasi Covid-19 sejak Januari dan membuat masalah ini seolah-olah tidak serius.

“China juga dikatakan sudah meningkatkan impor dan mengurangi ekspor medis,” tulis CNBC mengutip The Associated Press, Senin (04/5).

Dalam laporannya, intelijen AS mengatakan China menunda waktu memberi tahu WHO hingga Januari.

“Sehingga dapat memesan pasokan medis, seperti masker wajah dan pakaian bedah lebih banyak,” ungkapnya.

Namun, penelitian terkait dari mana asal virus ini berasal, intelijen AS mengaku masih belum melakukan pememeriksaan.

Sementara, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengaku telah menemukan bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium di Wuhan. Bahkan, Mike menyebutkan telah memiliki bukti yang signifikan.

“Saya pikir seluruh dunia dapat melihatnya sekarang. Ingat, China memiliki sejarah menginfeksi dunia dan menjalankan laboratorium di bawah standar,” katanya kepada media Australia ABC pada Minggu (3/5/2020), sebagaimana dilansir AFP yang dikutip CNBC.

“Presiden (AS Donald) Trump sangat jelas: kami akan meminta pertanggungjawaban pada mereka yang bertanggung jawab,” imbuhnya.

Hingga saat ini, China telah berulang kali membantah tudingan AS tersebut. China menilai tuduhan AS tak berdasar, bahkan China menyerang balik dengan mengatakan Covid-19 dibawa oleh militer AS.