Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Inggris Memberi Jaminan pada Rusia terkait Aliansi Defensif NATO

Inggris Memberi Jaminan pada Rusia terkait Aliansi Defensif NATO



Berita Baru, Internasional – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, ingin memberikan jaminan tambahan kepada Rusia bahwa NATO akan tetap menjadi aliansi defensif untuk menenangkan Moskow terkait kehadiran militer di dekat perbatasan negara. Juru bicara Johnson mengklarifikasi bahwa perdana menteri akan mempertahankan prinsip NATO untuk menerima semua negara yang bersedia.

“Rusia telah menyatakan keprihatinan tentang potensi agresi NATO, tetapi kekhawatiran itu pada dasarnya tidak berdasar karena NATO adalah aliansi defensif pada intinya. Ini bukan tentang membuat konsesi seperti yang dilakukan PM dan para pemimpin barat lainnya. Semua negara demokrasi Eropa memiliki hak untuk bergabung dengan NATO”, kata juru bicara Johnson.

Pernyataan itu datang setelah berita bahwa Rusia dan Inggris sedang bekerja untuk mengatur kunjungan Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, ke Moskow untuk membahas situasi di sekitar Ukraina dan cara-cara mengurangi ketegangan terkait. Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, kunjungan tersebut awalnya direncanakan pada 10 Februari, tetapi masih dalam proses.

Inggris, serta beberapa sekutu NATO-nya, telah menuduh selama berbulan-bulan bahwa Rusia mungkin merencanakan invasi ke Ukraina dengan mengutip data internal tentang penempatan kembali pasukan Rusia di perbatasan negara. Dalam eskalasi ketegangan terbaru, AS menuduh bahwa serangan itu mungkin akan dimulai dalam beberapa minggu atau beberapa hari mendatng tanpa merinci fakta terkait tuduhan itu.

Seperti dilansir dari Sputnik News, Moskow berulang kali membantah semua tuduhan tentang rencana invasi. Ia juga mengutuk komentar tentang tuduhan terhadap pasukannya, yang merupakan hak kedaulatan negara itu, dan mengecam pengerahan pasukan NATO yang terus berlanjut, yang semakin mendekati perbatasan Rusia. Pada Desember 2021, Kremlin mengajukan proposal untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut. Rusia menyebut non-inklusi Ukraina di NATO dan penarikan pasukan aliansi lebih jauh perbatasan Rusia sebagai dua prasyarat utama untuk stabilitas.

Negara-negara anggota NATO dengan keras menolak kedua proposal ini, dan mengatakan jalur diplomatik dari situasi tersebut masih ada. Mereka dilaporkan mengusulkan pembukaan dialog tentang pembatasan latihan perang di dekat perbatasan satu sama lain dan saling tidak menyebarkan persenjataan yang pada dasarnya dilarang di bawah Perjanjian INF AS-Rusia yang sekarang sudah tidak berlaku. AS juga memberikan tanggapan tertulis terhadap proposal Rusia, dengan Moskow hanya mengungkapkan bahwa Washington mengabaikan dua ketentuan utama.