Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ingatkan Lembaga Survei, Pengamat Politik: Jangan Rilis Berita Hoax di Masa Tenang Pilkada Gresik
Pengamat politik asal Universitas Airlangga Surabaya, Hari Fitrianto

Ingatkan Lembaga Survei, Pengamat Politik: Jangan Rilis Berita Hoax di Masa Tenang Pilkada Gresik



Berita Baru, Gresik – Rilis survei Alvara Researh Center terkait elektabilitas Cabup dan Cawabup di wilayah Gresik, Sidoarjo dan Surabaya dinilai tidak benar atau hoax.

Survei dilangsungkan pada 26 November – 3 Desember 2020 tersebut menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka dengan metode multistage random. Pada Pilkada Gresik, Alvara Researh Center melibatkan 452 respondent di 31 kecamatan dengan Margin of Error 4,7 persen. Tak hanya itu, pulau Bawean malah tercantum di Pilkada Sidoarjo. 

Pengamat politik asal Universitas Airlangga Surabaya, Hari Fitrianto mengatakan kredibilitas lembaga survei dibangun berdasarkan ketaatan terhadap metode dan ketepatan memotret realitas sesuai dengan fakta.

“Sebagai peneliti, ketelitian adalah kunci bagi seorang peneliti. Kalau ada lembaga survei yang mengatakan jumlah kecamatan di Gresik jumlahnya 31, tentu dengan mudah kita akan meragukan ketelitian dari lembaga penelitian tersebut, karena faktanya kecamatan di Gresik hanya berjumlah 18,” ujar Hari, Sabtu (05/12).

Hari menjelaskan, penelitian harus di simpulkan sesuai dengan fakta lapangan. Jika tidak sesuai maka bisa disebut hoax karena memberikan informasi yang tidak sesuai dengan fakta pada Pilkada Gresik.

“Misalnya ada lembaga survei yang membuat kesimpulan dengan menyebutkan bahwa paslon yang ada di Gresik berjumlah 3 paslon. Faktanya hanya 2 paslonnya. Ada lagi pulau Bawean secara administratif wilayah Gresik tetapi masuk di Sidoarjo,” jelasnya.

Staf pengajar di Departemen Politik FISIP Unair ini berharap, para peneliti seharusnya bisa menjaga kondusifitas Pilkada, apalagi menjelang masuknya tahapan masa tenang.

“Saya harap menjelang hari tenang, kita sebagai komunitas peneliti dan akademik harus mampu menjaga kondusifitas pilkada agar berjalan lancar. Jangan malah membangun hoax,” pungkasnya.