Indonesia Borong Jet Tempur Rafale, Saham Dassault Aviation Prancis Naik 4 Persen
Berita Baru, Jakarta – Saham Dassault Aviation Prancis naik 4 persen setelah Indonesia-Prancis menandatangani serangkaian perjanjian pada Kamis (10/2) di Jakarta, termasuk pembelian 42 jet tempur Rafale, dua kapal selam Scorpene dan pembuatan amunisi.
“Resmi: Indonesia pesan 42 [jet tempur] Rafale,” kata Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly saat berkunjung ke Jakarta, Kamis (10/2).
Parly mengatakan “kemitraan strategis akan mendapat manfaat dari pendalaman hubungan pertahanan kita”, menambahkan bahwa Prancis bangga berkontribusi pada modernisasi angkatan bersenjata di dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
“Indonesia Pilih Keunggulan Industri Prancis! Pengetahuan lebih dari 400 perusahaan Prancis dan ribuan pekerja yang merancang Rafale diakui. Di Indo-Pasifik, langkah baru ini memperkuat kemitraan kita,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kamis (10/2).
Mulai beroperasi pada tahun 2004, jet tempur Rafale merupakan salah satu pesawat tempur yang populer yang diproduksi oleh Dassault Aviation.
Pada Desember 2021, Uni Emirat Arab menandatangani kesepakatan terbesar yang pernah ada untuk jet pada bulan Desember untuk membeli 80 pesawat seharga Rp272 triliyun.
Kroasia, Mesir, Yunani dan Qatar juga merupakan negara yang membeli jet tersebut.
Dassault Aviation mengatakan pengumuman itu menandai dimulainya kemitraan jangka panjang dan akan memungkinkannya untuk dengan cepat meningkatkan kehadirannya di Indonesia.
Saham Dassault Aviation naik sekitar 4 persen di tengah berita tentang kesepakatan tersebut, menurut laporan Al Jazeera.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia dan Prancis memulai kerja sama “dengan penandatanganan kontrak untuk enam pesawat, yang akan segera diikuti dengan yang lain untuk 36 dengan dukungan dan simulator yang diperlukan.”
Presiden Indonesia Joko Widodo berharap kerja sama dengan Prancis tidak terbatas pada pembelian amunisi tetapi mencakup produksi bersama, transfer teknologi, dan investasi di industri pertahanan.
Kesepakatan tersebut muncul ketika Prancis berupaya memperluas hubungan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan kespakatan tersebut, Indonesia menjadi negara kedua setelah India yang menggunakan jet tempur Rafale.
Kerjasama tersebut juga muncul 5 bulan pasca ditandatanganinya pakta AUKUS, yang memaksa Australia harus membatalkan pembelian kapal selam Prancis senilai miliaran dolar, demi kapal selam bertenaga nuklir.
Pada gilirannya, Indonesia juga menyatakan keprihatinannya tentang AUKUS dan menilai bahwa penggunaan kapal selam nuklir tersebut dapat menambah ketegangan geopolitik di Asia Tenggara, wilayah di mana China memiliki pengaruh yang cukup besar.