Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Indonesia akan Dorong Perahu Pengungsi Rohingya yang Tiba di Lepas Pantai Aceh ke Perairan Internasional

Indonesia akan Dorong Perahu Pengungsi Rohingya yang Tiba di Lepas Pantai Aceh ke Perairan Internasional



Berita Baru, Internasional – Pihak berwenang Indonesia mengatakan bahwa mereka akan mendorong kapal berisi 120 Muslim Rohingya yang tiba di perairan Aceh, untuk kembali ke perairan internasional meskipun ada kekhawatiran bahwa kapal itu dapat tenggelam.

Seperti dilansir dari The Guardian, kapal itu dilaporkan bocor, mesin yang rusak, dan berisiko terbalik saat cuaca buruk melanda, kata badan pengungsi PBB.

“UNHCR sangat prihatin atas keselamatan dan nyawa orang-orang yang ada di dalamnya,” katanya dalam sebuah pernyataan, Selasa (28/12). “Untuk mencegah hilangnya nyawa yang tidak perlu, kami sangat mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengizinkan pendaratan yang aman.”

Perahu itu pertama kali terlihat oleh nelayan setempat pada hari Minggu, sekitar 60 mil (96 kilometer) di lepas pantai Bireuen, sebuah kabupaten di provinsi Aceh, kata Badruddin Yunus, pemimpin komunitas nelayan suku setempat.

Yunus mengatakan, para nelayan tidak dapat menarik perahu kayu yang rusak tetapi mereka telah memberikan makanan, air dan pakaian untuk para penumpang yang kelaparan, termasuk 60 wanita, 51 anak-anak dan sembilan pria.

“Kondisi mereka terlihat lemah tapi baik-baik saja,” kata Yunus, seraya menambahkan bahwa para pengungsi mengatakan mereka ingin pergi ke Malaysia dan telah melaut selama 28 hari sebelum mesin kapal mereka rusak.

Pejabat lokal, didukung oleh polisi dan angkatan laut, telah menyediakan makanan, obat-obatan, mesin perahu baru dan teknisi untuk membantu memperbaiki perahu Rohingya, dan mereka akan mendorongnya kembali ke perairan internasional setelah diperbaiki, kata Bupati Bireuen Muzakkar Gani, yang juga memiliki kekhawatiran bahwa beberapa pengungsi mungkin terinfeksi Covid-19.

Gani mengatakan, pejabat setempat masih menunggu arahan dari pemerintah pusat di Jakarta tetapi sementara itu berencana untuk memperbaiki kapal agar para pengungsi bisa mencapai Malaysia.

Juru bicara kepolisian Aceh, Winardy, mengatakan pada hari Rabu (29/12), bahwa para pejabat berencana untuk mendorong perahu keluar dari perairan Indonesia.

“Kami akan memperbaiki kapal mereka dan memberi mereka bahan bakar dan hanya memantau pergerakannya ke Malaysia,” kata Winardy, yang hanya bernama tunggal.

Satuan tugas pengungsi di kementerian koordinator politik, hukum, dan keamanan Indonesia tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Lebih dari 700.000 Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp-kamp di Bangladesh sejak Agustus 2017, ketika militer Myanmar melancarkan operasi pembersihan sebagai tanggapan atas serangan oleh kelompok pemberontak. Pasukan keamanan Myanmar telah dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran terhadap ribuan rumah.

Kelompok-kelompok Rohingya telah berusaha untuk meninggalkan kamp-kamp pengungsi yang padat di Bangladesh dan melakukan perjalanan melalui laut dalam perjalanan berbahaya ke negara-negara mayoritas Muslim lainnya di wilayah tersebut.

Malaysia yang didominasi Muslim telah menjadi tujuan umum kapal dan para pedagang telah menjanjikan para pengungsi kehidupan yang lebih baik di sana. Namun banyak pengungsi Rohingya yang mendarat di Malaysia menghadapi penahanan.

Meskipun Indonesia bukan penandatangan Konvensi Pengungsi 1951 Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNHCR mengatakan bahwa peraturan presiden 2016 memberikan kerangka hukum nasional yang mengatur perlakuan terhadap pengungsi di kapal yang mengalami kesulitan di dekat Indonesia dan untuk membantu mereka turun.

Ketentuan ini telah diterapkan selama bertahun-tahun, terakhir pada bulan Juni ketika 81 pengungsi Rohingya diselamatkan di lepas pantai Aceh Timur.