India dan Israel Sebut Ledakan Sebagai Upaya Serangan Teror
Berita Baru, Internasional – Sebuah ledakan mengguncang Delhi pada hari Jumat (29/1), di dekat Kedutaan Besar Israel di Jalan Dr APJ Abdul Kalam, dekat dengan tempat kediaman Perdana Menteri Narendra Modi berada. Dinas keamanan India dan Israel mengatakan kepada Sputnik bahwa mereka menganggap ledakan itu sebagai upaya serangan teror.
Menurut laporan awal, ledakan itu merusak beberapa mobil yang diparkir di dekat fasilitas diplomatik. Laporan menyebut bahwa bom ditanam di pot bunga di pembatas trotoar. Sedikitnya tiga mobil pemadam kebakaran dan tim investigasi diturunkan di lokasi kejadian.
Seorang pejabat Departemen Pemadam Kebakaran Delhi mengkonfirmasi bahwa bom yang dipakai merupakan alat peledak berdaya rendah, menambahkan bahwa tidak ada yang terluka oleh ledakan tersebut.
Pada saat yang sama, beberapa mobil yang diparkir di dekat kedutaan rusak akibat ledakan tersebut.
“Kesan awal menunjukkan upaya nakal untuk menciptakan sensasi”, kata polisi New Delhi.
Sebuah video yang diduga menggambarkan situs kejadian tersebut telah menyebar di Twitter.
Setelah ledakan tersebut, polisi India memperketat langkah-langkah keamanan di semua bandara, instalasi penting, dan gedung pemerintah di Delhi dan Mumbai.
Menteri luar negeri India mengatakan dia telah membahas insiden itu dengan mitranya dari Israel. “Kami menanggapi ini dengan sangat serius. Meyakinkan dia tentang perlindungan penuh untuk Kedutaan Besar dan diplomat Israel. Masalah sedang diselidiki untuk mengetahui pelaku dibalik insiden,” katanya.
Ledakan itu terjadi ketika upacara tahunan “Mengalahkan Retret” nasional diadakan di dekat daerah Vijay Chowk, yang dihadiri oleh Presiden Ram Nath Kovind, Perdana Menteri Narendra Modi, dan pejabat tinggi serta diplomat lainnya.
Delhi mengalami kejadian serupa terakhir kali di Zona Lutyen hampir 9 tahun lalu, pada Februari 2012, ketika sebuah bom lengket ditempatkan di mobil seorang diplomat Israel, Tal Yehoshua Koren, yang terluka akibat ledakan itu.