Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ilmuwan Temukan Cara Berkomunikasi dengan Orang yang Tengah Bermimpi
Ilmuwan Temukan Cara Berkomunikasi dengan Orang yang Tengah Bermimpi/Doc.Ubergizmo

Ilmuwan Temukan Cara Berkomunikasi dengan Orang yang Tengah Bermimpi



Berita Baru, Inovasi – Para ilmuwan dari Universitas Northwestern, sebuah universitas swasta di Evanston, Illinois, Amerika Serikat menemukan cara bagaimana untuk melakukan komunikasi dengan seseorang yang tengah bermimpi.

Selama ini kita mungkin sering bertanya-tanya tentang apa yang terjadi saat kita bermimpi? Mengapa otak kita menciptakan skenario dan peristiwa ini di kepala kita? Bagaimana cara memilih apa yang kita ingin atau perlu lihat dalam mimpi?

Itu adalah pertanyaan tentang mimpi yang masih belum banyak kita ketahui, tetapi sebelumnya kita tidak dapat bertanya kepada si pemimpi tentang mimpi mereka saat mimpi itu terjadi.

Namun kini tampaknya hal itu akan terpatahkan. Menurut para peneliti dari Universitas Northwestern, kita dapat berkomunikasi dengan orang yang tengah bermimpi jika orang tersebut mengalami lucid dream, yaitu mimpi di mana si pemimpi sadar bahwa mereka sedang bermimpi dan mengklaim dapat benar-benar mengendalikan mimpinya sampai tingkat tertentu.

Para peneliti memanfaatkan ini dengan mengajukan pertanyaan kepada pemimpi dan meminta mereka merespons dengan menggunakan gerakan mata atau kontraksi otot.

Dilansir dari Ubergizmo, para ilmuwan mengatakan dari hasil penelitian mereka bahkan menemukan bahwa mimpi dapat mengikuti instruksi serta dapat menjawab pertanyaan ya atau tidak, memecahkan persamaan matematika sederhana, dan juga dapat membedakan antara rangsangan sensorik visual dan rangsangan sensorik.

“Ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan untuk dengan benar memahami rangsangan eksternal dan melakukan operasi yang diperlukan untuk menjawab, sambil tetap tertidur,” kata Karen Konkoly, ahli saraf kognitif di Northwestern, dikutip Berita Baru, Senin (22/2/21).

Meskipun hasil dari penelitian hanya menunjukkan 18,4 % keberhasilan namun Ken Paller, direktur Program Ilmu Saraf Kognitif Northwestern, mengklaim itu sudah cukup.

“Kami hanya membutuhkan temuan dari segelintir orang untuk secara meyakinkan menunjukkan bahwa komunikasi dua arah itu mungkin, yang merupakan kesimpulan utama kami. Kami menunjukkan bahwa hal itu bahkan dapat terjadi pada individu dengan pengalaman minimal sebelumnya dengan lucid dream,” ujar Paller.

Para peneliti kini berharap temuan ini dan metode mereka dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut terkait mimpi dan aktivitas kognitif lainnya seperti rangsangan memori serta menawarkan terapi untuk mimpi buruk, perkembangan spiritual, dan pemecahan masalah.