IKA Suka Sumenep Gali Potensi Daerah Atasi Kemiskinan Ekstrim
Berita Baru, Sumenep – Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Kabupaten Sumenep (IKA Suka Sumenep) gelar acara NGOBRAS (Ngobrol Berkualitas) bersama asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI, H Zainal Abidin Amir.
Bertempat di Kanca Kona Kopi, Kamis (22/9), acara NGOBRAS kali ini IKA Sumenep bersama asisten Stafsus Wapres RI membincangkan ‘Cetak Biru Pengentasan Kemiskinan di Daerah’.
Pria yang akrab disapa Gus Zainal itu menyampaikan bahwa pemerintah saat ini terus mendorong percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem melalui Instruksi Presiden No. 4 tahun 2022.
“Sehingga kemiskinan ekstrim harus dikeroyok oleh seluruh kementerian yang ada,” kata Gus Zainal, yang juga sebagai A’wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Terlepas dari Inpres 4/2022, Alumni UIN Sunan Kalijaga itu juga menekankan keterlibatan semua pihak untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan ekstrim, terkhusus bagi IKA Suka Kabupaten Sumenep.
“Apa ni di Sumenep yang bisa di jadikan Instrumen, untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrim. Sumenep ini termasuk yang kemiskinannya ekstrim,” ujarnya.
Gus Zainal melihat, salah satu yang bisa dilakukan untuk berpartisipasi mengatasi problem kemiskinan ektrim didaerah adalah dengan memanfaatkan potensi di masyarakat yang memiliki nilai ekonomis.
Ia mencontohkan bebepa potensi yang bisa digarap di Sumenep untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, mulai daru peternakan (baik sapi atau kambing), hingga potensi-potensi lain seperti garam dan komuditas gula merah.
“Apa yang dimiliki, nanti saya sambungkan marketnya kemana. Karena yang penting maekernya itu, atau pasarnya,” tutur Gus Zainal.
Dalam kesempatan itu, Gus Zainal menjelaskan lebih mendalam mengenai garam di Sumenep. Ia menyampaikan bahwa dirinya sudah melalukan forum grub diskutions (FGD), melihat potensi Kabupaten Sumenep dapat dijadikan kawasan ekonomi khusus garam.
“Tapi yang kita fokuskan bukan garam komsumsi, kalau garam komsumsi sudah tidak ada persoalan karena bisa swasembada. Yang menarik secara ekomoni dan selalu menjadi rebutan kelompok besar adalah garam industri,” terangnya.
Gus Zainal menyebut, ketersediaan garam industri cukup banyak dibutuhkan oleh perusahan-perusahan besar. Karena garam memiliki banyak turunan, seperti soda ash untuk bahan pembuatan kaca, kosmitik, digunakan untuk mengebor migas di lepas pantai dan bahkan bisa dijadikan bahan litium.
“Yang menarik, mungkin banyak yang belum menyadari bahwa kualitas garam dari Desa Gersik Putik, Kecamatan Gapura, Sumenep, terbaik di Indonesia,” terangnya.
Ia berharap, ide besar potensi Sumenep dijadikan kawasan ekonomi khusus garam ini segera terealisasi secapatnya, sebelum tahun 2024. “Karena akan bisa menggerakkan dan berdampak sosial serta ekonomi lumayan tinggi terhadap masyarakat Sumenep,” pungkasnya.