Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ida Fauziyah dan THR sebagai Strategi Pemulihan Sektor Ketenagakerjaan

Ida Fauziyah dan THR sebagai Strategi Pemulihan Sektor Ketenagakerjaan



Berita Baru, Tokoh – Salah satu yang paling dinanti saat Ramadan adalah Tunjangan Hari Raya (THR). Selain sebagai hak yang harus diberikan oleh perusahaan kepada para pekerja, THR merupakan oli—apalagi dalam situasi pandemi—agar konsumsi masyarakat menjelang lebaran stabil, bahkan meningkat.

Pembacaan seperti ini, seperti disampaikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah pada #Bercerita Beritabaru.co Rabu (28/4), sudah dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Pada 12 April kemarin, Kemnaker telah menerbitkan Surat Edaran (SE) terkait pemberian THR Keagamaan.

SE tersebut, ungkap Ida, penting untuk mengawal perusahaan-perusahaan agar mau bekerja sama dalam hal pemberian THR kepada pekerjanya dengan tenggat maksimal 7 hari sebelum lebaran.

Sungguhpun ada beberapa perusahaan yang berhalangan, mereka diberi keluasan untuk menjalin dialog langsung dengan pekerjanya, bagaimana enaknya. Meski demikian, alternatif ini pun dibatasi sampai 1 hari sebelum lebaran.

“Jadi, pas lebaran itu, masyarakat sudah mengantongi uang THR untuk belanja atau kebutuhan konsumsi keluarga,” Kata Menaker dalam acara bertajuk Ramadan dan Momentum Pemulihan Sektor Ketenagakerjaan ini.

Saking pentingnya skema ini, Ida melanjutkan, Kemnaker menyediakan juga apa itu yang disebut sebagai Posko THR. Posko ini ada di setiap provinsi di Indonesia dan dibuat untuk tempat melapor masyarakat yang merasa dirugikan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan THR.

“Satu sisi mudik dilarang tetapi pada sisi lain, pemerintah mengupayakan sekuat tenaga dengan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan agar THR diberikan secara disiplin,” jelas Ida.

“Pemberian THR ini harapannya juga akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat,” lanjutnya.

Bergandengan tangan menuju pemulihan

Dalam acara yang dipandu oleh Sarah Monica ini, Menaker bercerita pula tentang bagaimana Kemnaker harus melakukan refocussing besar-besaran dan redesain beberapa program untuk diarahkan ke penanganan pandemi.

Redesain program prakerja contohnya. Akibat pandemi, program tersebut didesain ulang menjadi program yang tidak saja terporos pada peningkatan kapabilitas, tetapi juga subsidi, sehingga kita bisa menyebutnya pula sebagai program semi bantuan sosial.

Kendati begitu, Ida mengungkap, pada tahun 2021 semuanya berangsung pulih. Nilai investasi, untuk triwulan pertama, mencapai 219,7 T dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 312.000, yang dengan angka ini, pemerintah mencanangkan akan ada sekitar 1,3 juta penyerapan tenaga kerja pada 2021.

“Tentu ini kabar baik dan semua ini akan bisa lebih baik lagi jika semua pihak mau bergandengan tangan untuk benar-benar pulih dari pandemi,” kata sosok yang sejak awal jabatannya sebagai Menaker sudah dihantam covid-19 ini.

Di sisi lain, Kemnaker juga sedang menggarap 9 strategi menghadapi tantangan ketenagakerjaan sebagai antisipasi atas banyaknya pekerjaan yang akan hilang di masa depan, termasuk yang akan tumbuh.

Untuk yang terakhir, Menaker menyebut, persiapan sejak dini adalah harga mati. Sebab yang sedang kita hadapi adalah dua raksasa besar, yaitu ketidakjelasan model pekerjaan ke depan dan rendahnya produktivitas pekerja kita sekaligus rendahnya kualitas. Belum lagi, situasi masih pandemi.

“Tapi, bagaimanapun itu, kita harus optimis. Sebab persoalan ini dihadapi oleh nyaris semua negara di dunia. Jadi kita tidak sendirian dan lagi-lagi kerja sama adalah kunci,” ungkap perempuan yang begitu mengagumi Kartini ini.

“Dan di atas semuanya, yang jelas, untuk teman-teman semua, tetaplah jaga protokol kesehatan. Jangan mudik. Pandemi belum berakhir,” tambahnya.