IAIN Tulungagung Sabet Penghargaan Publikasi Terbaik KKN RM Kemenko PMK 2019
Berita Baru, Jakarta – Nama IAIN Tulungagung tetap bertengger sebagai pengelola Kuliah Kerja Nyata Revolusi Mental (KKN-RM) terbaik yang digelar oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tahun 2019, kampus berjargon Kampus Dakwah dan Peradaban ini mendapatkan penghargaan terbaik dalam kategori publikasi.
Tahun sebelumnya, IAIN Tulungagung menjadi pelaksana terbaik dalam tata kelola dengan KKN RM.
Penghargaan itu diumumkan di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis 14 November 2019 pada kegiatan “Rapat Evaluasi Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental Tahun 2019” dengan tema “Bergotong royong dalam KKN RM untuk menciptakan agen perubahan yang unggul dan berbudaya”.
Dalam acara tersebut diumumkan pula peraih kategori terbaik lainnya. Kategori program yakni Universitas Diponegoro Semarang. Kategori tata kelola diraih UIN Maulana Hasanudin Banten. Sedangkan, kategori favorit yakni Universitas Borneo Kalimantan Utara.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Tulungagung Dr. Ngainun Naim mengatakan bahwa pengelolaan KKN RM di IAIN Tulungagung itu dikelola oleh lembaganya.
Dimulai dengan proses pendaftaran secara online. Peserta bisa mengakses dengan cukup membuka website yang telah ditentukan. Bagi para dosen pendamping lapangan pun dibuka perekrutan secara terbuka dan online.
‘’Dengan begitu bisa memudahkan mahasiswa dan dosen untuk mengakses keterlibatan dalam KKN,’’ kata dia.
Pria yang juga penulis produktif ini melanjutkan, proses pelaporan KKN pun dilakukan secara online. Ada inovasi yang dikembangkan pada tahun ini. Yakni, pengelolaan publikasi mahasiswa KKN. Yakni satu kelompok KKN dibuatkan akun pada situs website. Jadi, mahasiswa menuliskan berita kegiatan KKN yang nantinya akan diunggah dalam website LP2M.
‘’Setiap kelompok KKN disiapkan memiliki satu akun untuk reportase kegiatan KKN untuk bahan pemberitaan. Jadi setiap hari ada berita yang dipublikasikan tentang KKN,’’ ujar dia.
Naim melanjutkan, ada pengelolaan publikasi dengan media sosial. Seperti facebook, instagram, youtube. Media ini untuk pelaporan kegiatan dan publikasi
‘’Mahasiswa pun ada produk dokumentasi berupa video kegiatan, buku babad desa, buku inspiratif kelompok KKN. Bagi buku yang tidak cetak bisa unduh mandiri di open book system milik kampus,’’ tandasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Prof Agus Sartono mengatakan bahwa KKN tematik revolusi mental yang dimulai sejak 2015 ini telah melibatkan 55 perguruan tinggi dan keterlibatan mahasiswa sebanyak 42.000 pengabdi dengan rerata durasi pengabdian dua bulan di wilayah masing-masing.
‘’Artinya 1,9 juta hari efektif pengabdian,’’ kata dia.
Sementara itu, Menko PMK Republik Indonesia Prof. Dr. Muhajir Effendy dalam sambutannya berpesan agar kampus harus tetap memegang tiga prinsip dalam pengembangan kampus. Pertama otonomi kampus. Kedua, kebebasan akademik. Ketiga adalah kebebasan mimbar akademik.
Muhajir menambahkan makna keseluruhan kebebasan bukan bebas ikut-ikut politik, tapi sebaliknya seharusnya keluar dari kepentingan-kepentingan politik.
‘’Jadi tetap ada batasannya. Apalagi bebas hanya untuk coba-coba pikiran tentang idelogi negara. Kampus bukan tempat eksperimental. Ini terlalu besar dan mahal taruhannya. Negara yang dipertaruhkan. Kita sudah teruji 74 tahun bernegara,’’ terang dia.
Dia menjelaskan rumusan bernegara sudah final. Pancasila sebagai ideologi sudah final.
‘’Kita menyepakatinya dengan konsep Darul Aqdi Wassahadah,’’ kata Mantan Menteri Pendidikan itu.
Dia menuturkan ke depan KKN RM akan dievalusi. Mungkin perlu diteruskan ada wadah alumni peserta KKN RM, untuk memastikan diaspora mahasiswa RM meneruskan perannya sebagai agent nilai-nilai RM terus berlanjut. [Aam]