Hujan Terdahsyat di China Sejak 60 Tahun, 16 Tewas dan Ratusan Ribu Dievakuasi
Berita Baru, Zhengzhou – Pada hari Rabu (21/7), sedikitnya 16 orang tewas saat hujan deras mengguyur provinsi Henan di China tengah, menyebabkan tanah longsor dan banjir yang sebagian menenggelamkan sistem kereta bawah tanah Zhengzhou.
Setelah mengalami hujan lebat berhari-hari hingga membanjiri jalan-jalan dan kereta bawah tanah, pejabat pemerintah setempat mengatakan pihaknya telah mengevakuasi sekitar 200.000 penduduk sebagai upaya penyelamatan di Zhengzhou yang berpenduduk lebih dari 10 juta orang.
Melihat video dan gambar yang dibagikan di media sosial pada Selasa (20/7) kemarin, terlihat banjir menunjukkan setinggi leher manusia. Terlihat pula seseorang yang berusaha menyelematkan diri dengan berpegangan pada pegangan tangan di dalam kereta bawah tanah Zhengzhou.
Dalam sebuah postingan di Weibo pada Rabu (21/7), pejabat kota setempat mengatakan bahwa ibu kota provinsi Zhengzou “mengalami serangkaian hujan badai yang lebat, menyebabkan air menumpuk di metro Zhengzhou”.
Dua belas orang tewas di Metro, lima lainnya terluka dan ratusan diselamatkan, kata para pejabat.
“Airnya mencapai dada saya,” tulis seorang korban selamat di media sosial. “Saya benar-benar takut, tetapi yang paling menakutkan bukanlah airnya, tetapi pasokan udara yang semakin berkurang di gerbong.”
Hujan badai telah menerjang provinsi Henan sejak akhir pekan di musim hujan yang luar biasa aktif yang telah menyebabkan sungai meluap, membanjiri jalan-jalan di selusin kota dan mengganggu kehidupan sehari-hari jutaan orang.
Badan Meteorologi China mengatakan curah hujan yang terjadi beberapa hari kemarin adalah yang tertinggi sejak pencatatan dimulai 60 tahun lalu, dan hujan itu terjadi selama berhari-hari, sekitar 617,1 milimeter (24,3 inci) hujan turun di Zhengzhou pada waktu itu, dibandingkan dengan rata-rata tahunan kota 640,8 mm (25,2 inci).
Jumlah curah hujan hanya terlihat “sekali dalam seribu tahun”, media lokal mengutip para ahli meteorologi.
Sedikitnya empat orang lagi tewas di kota Gongyi di mana rumah-rumah dan tembok runtuh, kata kantor berita resmi Xinhua, menambahkan bahwa curah hujan juga telah menyebabkan banyak tanah longsor.
Selasa malam waktu setempat, pihak berwenang memperingatkan bahwa banjir telah menciptakan celah sepanjang 20 meter (66 kaki) di bendungan Yihetan di Luoyang – sebuah kota berpenduduk sekitar tujuh juta orang – dengan risiko “dapat runtuh kapan saja”.
Tentara dari PLA dikirim untuk melakukan tanggap darurat, termasuk peledakan dan pengalihan banjir.
Saat hujan terus turun pada hari Rabu, ribuan petugas pemadam kebakaran dan pasukan dikerahkan ke wilayah tersebut untuk membantu pencarian dan penyelamatan.
Sementara itu, Presiden Xi Jinping melalui televisi pemerintah meminta pihak berwenang di semua tingkatan memberikan prioritas untuk memastikan keselamatan masyarakat, dan menerapkan pencegahan banjir. dan tindakan penanggulangan bencana.
“Beberapa waduk mengalami jebolnya bendungan… menyebabkan luka berat, korban jiwa dan kerusakan harta benda,” kata Presiden, Rabu. “Situasi pengendalian banjir sangat parah.”