House of Secrets: The Burari Deaths dalam Kelindan Kesehatan Mental, Delusi dan Patriarki
Berita Baru, Entertainment – Kamu dianjurkan tidak menonton serial “House of Secrets: The Burari Deaths” (2021) saat sedang merasa down dan itu bukan anjuran basa-basi. Bahkan meski kamu sedang bahagia saat menontonnya, bisa jadi energimu terserap habis setelah menyaksikan serial ini.
Yuk, baca dulu sinopsis dan review House of Secrets: The Burari Deaths berikut ini.
House of Secrets: rahasia pelik keluarga
Sebanyak 11 orang anggota keluarga Bhatia ditemukan tewas dalam posisi gantung diri di rumah mereka di Burari, Delhi, India, pada 1 Juli 2018 lalu. Bukan, ini bukan pembuka cerita drama, melainkan film dokumenter yang diangkat dari kisah nyata. Sebelas orang dalam keluarga itu termasuk seorang nenek, 3 anak, 2 menantu, dan 5 cucu. Pria dan wanita, muda dan tua, tiga generasi keluarga itu tewas tergantung dengan mata tertutup dan tangan terikat.
Mereka ditemukan oleh tetangga yang penasaran karena keluarga Bhatia tak kunjung membuka toko di pagi hari. Mereka penasaran dan membuka pintu rumah keluarga tersebut yang ternyata tidak dikunci. Mengetahui semua anggota keluarga tewas, tetangga pun menghubungi polisi.
Polisi menyelidiki dari berbagai sudut pandang. Kasus ini masih jadi misteri karena tidak ditemukan kemungkinan pembunuhan yang dilakukan oleh orang luar. Tak ada satupun saksi mata atas kejadian ini. Lalu apa yang sebenarnya terjadi: bunuh diri?
Hingga suatu hari di tengah penelusuran tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan buku-buku harian yang kemudian menjelma menjadi petunjuk utama. Dari situlah, polisi bekerja sama dengan kriminolog, ahli kejiwaan, sampai “orang pintar” demi menganalisis kasus ini.
Disimpulkan bahwa, kasus ini merupakan kecelakaan fatal ditengah ritual yang mereka jalani. Ritual ini diinisiasi oleh Lalit, pria berumur 45 tahun yang diketahui menjadi tokoh sentral di keluarga tersebut.
Review House of Secrets: The Burari Deaths
Tidak mudah menonton serial dokumenter ini. Cerita kematian keluarga Bhatia adalah kisah yang sangat memilukan. Di setiap awal episodenya, penonton diingatkan untuk menghubungi layanan kesehatan mental jika membutuhkan kawan bercerita.
Lho, kok kesehatan mental?
Yap, kasus ini ditengarai terjadi karena Lalit, putra bungsu dalam keluarga tersebut mengalami psikosis, yakni gangguan mental parah yang menyebabkan pikiran dan emosinya sangat terganggu sehingga tidak dapat melihat realitas dan berpikir jernih. Dari informasi yang dikumpulkan, para ahli menyimpulkan Lalit mengalami trauma yang berujung pada gangguan kesehatan mental.
Trauma ini berasal dari kejadian di masa lalu yang begitu mengguncang jiwa dan fisiknya. Kondisi itu diperburuk dengan meninggalnya sang ayah di tahun 2006 yang selama ini menjadi nahkoda di dalam keluarga.
Lalit menjadi pendiam. Sampai suatu hari, Lalit mengatakan pada keluarganya bahwa ia dirasuki arwah sang ayah. Arwah itu membisikinya instruksi-instruksi.
Patriarki di atas akal sehat
Instruksi tersebut adalah perintah yang harus dituruti, karena jika tidak maka hal buruk akan terjadi. Perintah ayahnya itu ia tulis setiap saat di buku harian. Lalit juga menuliskan ritual-ritual yang harus dijalani setiap harinya, menurut perintah sang ayah. Ritual “gantung diri” menyerupai pohon beringin itu merupakan ritual terakhir mereka, yang sebenarnya tidak mereka duga bakal berakhir fatal.
Masih banyak pertanyaan tak terungkap mengenai kasus ini, misalnya, bagaimana anak-anak menafsirkan perintah Lalit? Tidak adakah satu orang saja yang merasakan keanehan pada ritual tersebut, terutama dengan fakta bahwa beberapa dari anggota keluarga tersebut adalah pelajar yang cerdas dan berani?
Dalam pernyataannya di serial dokumenter ini, sejumlah narasumber mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di dalam rumah Bhati seolah adalah sebuah sekte gaib, dimana Lalit adalah rajanya. Tak ada yang menolak perintah Lalit karena ia berhasil memposisikan dirinya dalam skema patriarkal. Seorang pemimpin yang penuh trauma, menjelma jadi sosok otoritatif yang menyeramkan.
Keluarga Bhatia meyakini Lalit sebagai pembawa pesan relijius yang sakral. Sebelum ritual terakhir dilakukan, Lalit meyakinkan bahwa keluarganya akan selamat setelah menggantung diri mereka. Nyatanya? Dalam garis tipis antara iman dan delusi, di mana kita menyekat batasnya?
Kamu bisa menonton dokumenter ini di Netflix. Namun pastikan, jiwamu sedang tidak gundah gulana saat menonton ini, ya.