Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

HIPPI Jakarta: Pelaku Usaha Berharap Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang

HIPPI Jakarta: Pelaku Usaha Berharap Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas



Berita Baru, Jakarta – Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyebutkan, dunia usaha merespon positif pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 melejit tajam sebesar 7,07 persen dari kuartal I-2021 yang masih terkontraksi minus 0,74 persen. 

“Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini memang diluar prediksi kita, apalagi menembus angka 7 persen sebagaimana yang ditargetkan pemerintah. Tapi dalam kondisi ekonomi seperti ini memang kerap terjadi, dimana ketika pertumbuhan ekonomi satu negara dalam satu tahun terkontraksi alias minus,dalam tahun berikutnya ketika ada kondisi tertentu ekonomi membaik baik dari sisi konsumsi rumah tangga dan aktivitas ekonomi bergairah bisa langsung cepat melejit, walaupun kualitas pertumbuhannya tidak sama saat normal,” kata Sarman dalam keterangan tertulis dikutip, Senin (9/8/2021). 

Sarman menjelaskan, hal ini terjadi juga di Amerika dan Tiongkok dimana pertumbuhan ekonomi Amerika tahun 2020 minus 3,5 peren dan Tiongkok kuartal I-2020 terkontraksi tajam minus 6,8 persen, pertumbuhan tahunan 2,3 persen tapi di kuartal II-2021 pertumbuhan ekonomi Amerika naik tajam sebesar 12,20 persen dan kuartal I-2021 ekonomi Tiongkok melejit sampai 18,3 persen. 

Sarman mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 ini dipacu geliat ekonomi menjelang lebaran yang sudah sempat bergairah, serta komitmen pengusaha yang membayar THR secara penuh memberikan andil yang besar atas pencapaian ini. 

Dimana, lanjut Sarman, konsumsi rumah tangga sempat tumbuh positif, dan kembali terkontraksi ketika pasca lebaran kasus Covid-19 naik tajam yang memaksa pemerintah memberlakukan PPKM darurat yang membuat berbagai aktivitas ekonomi stagnan.

“Kita akui sekalipun pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 ini naik signifikan yang membawa kita keluar dari zona resesi tapi kualitas pertumbuhannya tidak sama dikala kita dalam situasi normal. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, indikatornya juga jelas yaitu setiap pertumbuhan ekonomi 1 persen akan mampu menyediakan lapangan pekerjaan di kisaran 250.000- 500.000, kemudian indikator yang kedua adalah mampu mengurangi angka kemiskinan,” ujar Sarman. 

Sarman pun menyebutkan, dengan memperhatikan realitas yang ada dimana saat ini berdasarkan data BPS angka pengangguran hampir menembus angka 9,77 juta atau sekitar 7,07 persen. Angka kemiskinan juga demikian, bahwa dengan bertambahnya angka pengangguran, memicu naiknya jumlah penduduk miskin yang mencapai 10,19 persen, namun dengan naiknya pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 tidak berpengaruh terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan menurunnya angka kemiskinan.

“Pelaku usaha tentu tentu berharap agar kedepan kita ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu mempengaruhi terhadap indikator tersebut diatas termasuk indeks kepuasaan masyarakat. Namun pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 ini minimal memberikan efek psikologis kepada pelaku usaha bahwa kita sudah mampu keluar dari resesi ekonomi dan memiliki rasa optimisme bahwa ekonomi akan cepat pulih dan akanbangkit kembali menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas,” pungkas Sarman.