Hilangnya Ruang Hidup dan Situs Adat Masyarakat Aborigin
Berita Baru, Internasional – Orang-orang Aborigin yang tinggal di sepanjang pantai selatan New South Wales mengaku sangat prihatin dan khawatir terhadap rusaknya ratusan situs penting akibat kebakaran hutan.
Orang Yuin mengatakan ada beberapa situs yang mungkin telah hancur, antara Gulaga (gunung Dromedary) dan gunung Mumbulla, utara Bega.
Dilansir dari The Guardian, Rabu (15/1), Mumbulla dan Gulaga adalah bagian dari rantai situs budaya Aborigin yang dilindungi. Keduanya membentang dari Shoalhaven ke perbatasan Victoria.
Seorang lelaki Yuin, Warren Foster dari Wallaga Lake mengatakan orang-orang Aborigin perlu dukungan untuk menyuarakan tentang kerusakan yang terjadi.
“Ini adalah kebakaran hutan terparah dalam sejarah kita. Tidak pernah sampai seperti ini. Orang-orang tidak pernah mengalami kebakaran seperti ini,” kata Foster.
Bagi orang-orang Bangsa Pertama, kebakaran hutalah memberangus ruang hidup dan identitas adat.
“Saya rasa, leluhur akan murka. Melihat apa yang terjadi pada negara ini, terhadap hewan totem kita,” kata salah saorang Aborigin.
“Ada ratusan situs, tempat upacara pria, situs di gunung suci kita telah terbakar. Tidak hanya Yuin yang terbakar, tetapi ada ribuan tempat yang hancur akibat kebakaran.
Kita membutuhkan negara kita agar kita bisa hidup tenang. Kami membutuhkan binatang. Jika itu semua hilang, roh kita akan mati ketika mereka mati,” tambahnya.
Situs-situs itu sangat dijaga oleh masyarakat adat Aborigin selama ribuan tahun, tetapi dalam waktu sekejap hilang begitu saja.
Pada awal Desember 2019, ketika asap mengepul membakar situs-situs adat orang Yuin, mereka berkumpul di gunung Gulaga untuk melakukan upacara kedukaan terhadap negara. Kebakaran melanda wilayah tersebut selama periode tahun baru.
Dewan Tanah Aborigin NSW mengatakan prioritas terdekatnya adalah memberikan dukungan berupa bantuan yang paling dibutuhkan kepada masyarakat Aborigin yang terkena dampak kebakaran.
“Dampak dari kebakaran ini tidak diragukan lagi. Ia telah meluas hingga mendegradasi budaya dan warisan yang cukup vital dan dilindungi,” kata dewan tersebut.
“Namun, kami saat ini fokus pada kebutuhan mendesak masyarakat yang sangat signifikan diakibatkan oleh bencana ini,” lanjutnya.
Kebakaran hutan yang terjadi juga telah menghancurkan komunitas kecil Mogo, selatan Teluk Batemans dan kantor dewan pertanahan lokal yang merupakan pusat sosial dan budaya bagi komunitas Aborigin.
Tempat itu merupakan sarana penyedia program seni dan pendidikan yang merawat negara melalui program ranger.
“Tim ranger telah kehilangan peralatan penting yang mereka butuhkan untuk mendukung kinerja, termasuk kendaraan, gudang kerja yang dipenuhi dengan peralatan perawatan darat dan laut, perangkat pemantauan dan berbagai peralatan untuk pengelolaan lahan berkelanjutan,” kata kepala eksekutif Dewan Tanah Aborigin Lokal Mogo, Linda Carlson.