Hari Kemanusiaan Sedunia 2024: PBB Serukan Perlindungan untuk Pekerja Bantuan dan Warga Sipil di Zona Konflik
Berita Baru, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, menegaskan pentingnya perlindungan bagi pekerja bantuan dan warga sipil yang berada di zona konflik. Tema tahun ini, #BeraksiUntukKemanusiaan, menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk menegakkan hukum humaniter internasional.
Menurut Basis Data Keamanan Pekerja Bantuan (Aid Worker Security Database), 2023 tercatat sebagai tahun paling mematikan bagi pekerja bantuan, dengan 280 pekerja tewas akibat kekerasan, meningkat 137% dibandingkan tahun 2022 yang mencatat 118 korban. Hingga 17 Agustus 2024, jumlah korban telah mencapai 280 orang.
“Normalisasi kekerasan terhadap pekerja bantuan tidak dapat diterima dan tidak bermoral. Hal ini mengancam fondasi kerja kemanusiaan itu sendiri dan merusak kemampuan kita untuk menjangkau mereka yang sangat membutuhkan,” kata Thandie Mwape, Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Indonesia dan Kantor Penghubung ASEAN dalam keterangan persnya, Senin (19/8/2024).
“Pada Hari Kemanusiaan Sedunia ini, kami menghormati kenangan mereka yang telah membayar dengan harga tertinggi dalam pelayanan kemanusiaan dan menyerukan kepada komunitas global untuk terus berjuang mengakhiri impunitas yang memungkinkan kekejaman ini terus berlanjut,” imbuhnya.
Konflik yang sedang berlangsung di Gaza telah menjadi tempat paling mematikan bagi pekerja bantuan, dengan lebih dari 250 tewas sejak Oktober 2023. Selain itu, kekerasan ekstrem di Sudan dan Sudan Selatan terus menyumbang jumlah korban yang mengkhawatirkan.
“Setiap serangan terhadap pekerja bantuan adalah serangan terhadap kemanusiaan itu sendiri. Sangat penting bahwa semua pihak yang terlibat dalam konflik menghormati hukum humaniter internasional dan menuntut pertanggungjawaban para pelaku atas tindakan mereka,” tambah Mwape. “Pada hari seperti ini, kita juga harus memuji ruang kemanusiaan yang aman di Indonesia, yang memungkinkan para aktor kemanusiaan untuk melakukan pekerjaan mereka dan juga memperluas kebaikan mereka kepada orang lain di luar Indonesia serta menambah suara untuk menuntut akuntabilitas dan bersatu melindungi mereka yang melindungi orang lain.”
Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini ditandai dengan kampanye digital global menggunakan hashtag #BeraksiUntukKemanusiaan. Kampanye ini bertujuan untuk menggalang dukungan publik dan mendesak para pemangku kekuasaan untuk menegakkan norma-norma kemanusiaan.
Pada 19 Agustus, akan diluncurkan sebuah film pendek yang meminta pertanggungjawaban para pemimpin dunia dan pihak-pihak yang berkonflik, bersamaan dengan aktivasi media sosial yang menyoroti dampak pelanggaran hukum humaniter internasional.
Di Jakarta, PBB menggelar “Malam Kemanusiaan” di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, pada 18 Agustus. Acara ini mengundang sekitar 1.500 peserta, termasuk pekerja bantuan, perwakilan pemerintah, dan masyarakat umum. “Malam Kemanusiaan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemuda tentang akuntabilitas mereka yang berkuasa atas pelanggaran hukum humaniter internasional dan norma internasional lainnya. Kegagalan kemanusiaan, tanggung jawab, dan kepemimpinan tidak boleh dibiarkan berlanjut. Indonesia berdiri dalam solidaritas untuk #BeraksiUntukKemanusiaan,” kata Tirza Listiarani, Direktur Program 2030 Youth Force.
Acara ini akan menampilkan pertunjukan budaya, talk show kemanusiaan, musik, dan pameran karya berbagai organisasi kemanusiaan. “Kami berharap kegiatan ini di Taman Literasi akan membawa kesadaran kepada masyarakat luas dan masyarakat umum untuk mendesak perlindungan setiap manusia di seluruh dunia,” kata Ferdiansyah Roestam, CEO Integrasi Transit Jakarta.
Hari Kemanusiaan Sedunia 2024 menjadi momen untuk tidak hanya menghormati mereka yang telah kehilangan nyawa dalam tugas kemanusiaan tetapi juga memperkuat komitmen melindungi mereka yang terus menjalankan pekerjaan vital di wilayah konflik.