Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ratna Juwita Sari
Ratna Juwita Sari menekankan respon masyarakat yang resah akibat kelangkaan BBM (Instagram @iya_juwita)

Harga Pertamax Naik, Ratna Juwita: Meresahkan dan Menghambat Masyarakat



Berita Baru, Jakarta – Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di seluruh provinsi resmi naik pada Jumat (1/4) lalu. Secara keseluruhan, harga Pertamax dinaikkan oleh PT Pertamina (Persero) dari harga asal sekitar Rp9.000 hingga Rp9.400 per liter, menjadi sekitar Rp12.500 hingga Rp13.000 per liter. Kenaikan harga ini tergantung pada provinsi tertentu.

harga pertamax
Aktivitas penjualan BBM di sebuah SPBU (Dok. Pertamina)

Di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, Bali, Aceh, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, harga Pertamax kini senilai Rp12.500 per liternya. Sedikit berbeda dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, dan Lampung, di mana harga berubah menjadi Rp12.750 per liter.

Sebagaimana diumumkan melalui laman resmi Pertamina, penyesuaian harga Pertamax ini dilakukan demi mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

harga pertamax Direktur Utama Pertamina
Kenaikan harga Pertamax jika disusul dengan kelangkaan BBM jenis lain maka akan menghambat dan meresahkan masyarakat (Instagram @iya_juwita)

Harga Pertamax Naik, Menghambat Aktivitas Publik

Anggota Komisi VII DPR Ratna Juwita Sari mengungkapkan, kenaikan harga minyak di dunia pada akhirnya memaksa Pertamina mengadakan penyesuaian harga untuk BBM Non-Subsidi seperti Pertamax. Namun yang dikhawatirkan masyarakat adalah jika perubahan ini memicu kenaikan harga bahan bakar lainnya.

“Seiring dengan kenaikan harga Pertamax, terjadi juga kelangkaan BBM bersubsidi seperti Solar dan Pertalite. Hal ini tentu membuat publik resah dan kegiatan masyarakat sehari-hari juga terhambat,” ujarnya sebagaimana ia tulis melalui Instagram.

Menanggapi hal ini, Pertamina bekerja sama dengan kelompok lain yang tergabung dalam satuan tugas (Satgas) Ramadhan-Idul Fitri 2022 (RAFI) diharapkan mampu menjawab problem kelangkaan tersebut.

“Semoga dengan adanya satgas RAFI yang dibentuk oleh Pertamina beserta beberapa entitas lain bisa membuat kelangkaan BBM ini bisa segera teratasi,” lanjut Ratna.