Harga Minyak Dunia Anjlok, Ratna Juwita Nilai Harga BBM di Indonesia Harus Diturunkan
Berita Baru, Jakarta – Harga minyak dunia telah mengalami penurunan yang tajam. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) dilaporkan anjlok di bawah Nol Dolar AS pada akhir perdagangan pada Selasa (21/4) lalu untuk pertama kalinya dalam sejarah akibat COVID-19.
Pada waktu itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot 55,9 dolar AS atau lebih dari anjlok 305 persen, menjadi -37,63 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Bahkan sebelumnya juga sampai titik terendah sepanjang masa yaitu -40,32 dolar AS per barel.
Harga minyak negatif menyiratkan bahwa produsen akan membayar pembeli untuk mengambil minyak dari tangan mereka.
Saat ini harga minyak WTI juga jatuh sekirar 12,6 persen atau berada pada level 11,17 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah berjenis Mars turun 22,79 persen menajdi 14,43 dolar AS per barel. Dan minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun 4,45 persen menjadi 19,08 dolar AS per barel.
Di Malaysia, penurunan harga minyak dunia akibat COVID-19 tersebut direspon dengan cepat oleh pemerintah sejak bulan Maret silam. Harga BBM untuk jenis oktan 95 diturunkan menjadi 0,42 dolar AS per liter sejak 16 Maret 2020 lalu. Padahal, pada 17 Februari 2020 atau sebulan lalu harganya masih 0,50 dolar AS per liter.
Menteri Keuangan Malaysia mengatakan bahwa pemerintah menurunkan harga minyak sebagai upaya menstabilkan situasi dengan menurunkan harga bensin dan solar.
Harga BBM Harus Turun
Formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis bahan bakar minyak umum jenis bensin dan minyak solar yang disalurkan melalui stasiun pengisian bahan bakar umum dan/atau stasiun pengisian bahan bakar nelayan terakhir kali telah diatur melalui Keputusan Menteri ESDM No. 62.K/12/MEM/2020 tertanggal 28 Februari 2020.
Meskipun harga minyak dunia telah anjlok, PT Pertamina (Persero) menyatakan masih belum bisa menurunkan BBM dengan berbagai pertimbangan. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkap Pertamina tidak bisa mengubah harga semaunya.
“Sekarang BBM impor lebih murah. Kalau lihat harga (minyak) kaya gini, mending kami tutup semua kilang. Tapi tidak bisa seperti ini”. Kata Nicke.
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari akhirnya turut berkomentar terkait dengan dilema tersebut. Ketika dihubungi Beritabaru.co seusai mengikuti RDP dengan SKK Migas pada Selasa (28/4) siang, legislator Fraksi PKB asal Tuban tersebut meminta kepada PT Pertamina untuk segera menurunkan harga BBM.
“Tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak menurunkan harga BBM. Harga minyak dunia telah anjlok, aneh banget kalau Pertamina masih menjual BBM dengan harga mahal kepada masyarakat”. Tutur Ratna melalui sambulan telepon.
Ratna juga menjelaskan bahwa dirinya dan anggota Komisi VII DPR RI lainnya sebenarnya telah menyampaikan aspirasi dan keluhan masyarakat terkait belum turunnya harga BBM tersebut ketika RDP dengan PT Pertamina pada Selasa (21/4) pekan lalu.
“Saya dan teman-teman anggota Komisi VII DPR telah menyampaikan aspirasi publik tersebut secara langsung kepada Pertamina dalam beberapa kali RDP sebelumnya. Posisi kami jelas, BBM harus diturunkan”. Jelasnya.
Legislator muda PKB tersebut menjelaskan alasan mengapa BBM harus diturunkan. Menurutnya harga pasar BBM di dunia selalu mengacu harga pasar dunia. Jika harga pasar dunia anjlok, maka sudah sepatutnya harga BBM di Indonesia diturunkan juga.
Selain itu, lanjut Ratna, pemerintah berkewajiban untuk meringankan beban hidup masyarakat di masa pandemi COVID-19. Kesulitan hidup masyarakat akibat hilangnya pekerjaan atau merosotnya pendapatan, seharusnya juga diringankan dengan turunnya harga BBM.
“Alasan paling utama dari tuntutan kami mendesak penurunan harga BBM, tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk meringankan beban hidup masyarakat Indonesia”. Pungkasnya.