Halaqah BEM Pesantren Gelar Seminar Nasional Bahas Hilirisasi Industri di Lamongan
Berita Baru, Jatim – Halaqah BEM Pesantren Se-Indonesia menggelar seminar nasional yang membahas hilirisasi industri di jalur Gerbang Kartosusila, khususnya di Kabupaten Lamongan, pada Rabu (14/8/2024) di auditorium Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD), Banjarwati, Kecamatan Paciran, Lamongan.
Seminar ini menghadirkan Kepala Dinas Perdagangan Anang Taufik, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Sudjarwo, pengurus DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lamongan, serta pengusaha muda sukses asal Lamongan, Dirham Aksara.
Rizka Bintang Agus Satriya, Presiden BEM INSUD, menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk mahasiswa, dalam mengawasi proses hilirisasi industri di kawasan Lamongan. Menurutnya, kontrol yang baik diperlukan agar pelaksanaan hilirisasi tidak menyimpang dari rencana dan membawa manfaat bagi masyarakat setempat.
“Hilirisasi Industri di kawasan industrialisasi Lamongan harus terus dikontrol oleh semua pihak agar pelaksanaannya bisa menjadi berkah bagi masyarakat sekitar,” ujar Rizka.
Anang Taufik, Kepala Dinas Perdagangan Lamongan, menjelaskan bahwa Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, telah mengambil langkah-langkah penting untuk mendukung hilirisasi industri yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Bupati, yang akrab disapa Pak Yes, telah memfasilitasi perusahaan-perusahaan yang menerapkan konsep hilirisasi serta mendorong UMKM untuk turut berpartisipasi dalam program tersebut.
Pak Yes juga telah meluncurkan program prioritas “UMKM Naik Kelas” yang berfokus pada peningkatan kualitas usaha mikro agar dapat berperan lebih besar dalam hilirisasi industri. “Pak Yes sudah membuat program UMKM Naik Kelas agar pelaku UMKM di Lamongan terfasilitasi untuk upgrade ke level lebih tinggi,” jelas Anang.
Anang menambahkan, saat ini terdapat sekitar 120 ribu UMKM di Kabupaten Lamongan. Jika dibandingkan dengan populasi sekitar 1,3 juta jiwa, hampir 1/10 warga Lamongan terlibat dalam bisnis berskala mikro. Potensi ini menunjukkan bahwa sektor UMKM di Lamongan memiliki peluang besar untuk terus tumbuh dan bersaing dalam industri jika kualitasnya ditingkatkan secara berkelanjutan.
“Saat ini sudah ada kurang lebih 120 ribu UMKM di Lamongan. Sangat besar potensi ekonominya dan akan terus bertambah jika dilakukan upgrade terus menerus,” ujarnya.
Di sisi lain, Sekretaris DPC HNSI Lamongan, Makmun Murod, menyatakan dukungan terhadap hilirisasi di kawasan pantura, khususnya di Kecamatan Paciran dan Brondong, yang merupakan area industrialisasi. Namun, Murod mengingatkan bahwa pelaksanaan hilirisasi harus memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan nelayan setempat untuk menghindari konflik yang merugikan kedua belah pihak.
“HNSI Lamongan tentu mendukung upaya hilirisasi industri di kawasan pantura. Namun, meski begitu, kami berharap pelaksana hilirisasi harus dapat saling menguntungkan antara pengusaha dengan nelayan,” pungkas Murod.