Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hadirkan Pejuang Perempuan Pengelola Hutan, KLHK Apresiasi TAF
Apik Karyana, Kepala Biro Perencanaan KLHK, ketika memberikan sambutan dalam pembukaan Webinar Praktek Baik Ibu Bumi dalam Mengelola Hutan, Rabu (25/8).

Hadirkan Pejuang Perempuan Pengelola Hutan, KLHK Apresiasi TAF



Berita Baru, Jakarta – Kepala Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Apik Karyana menyebut program perhutanan sosial (Perhutsos) sebagai salah satu prioritas nasional yang telah diselenggarakan sejak tahun 2015, dan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Hal itu ia sampaikan dalam pembukaan Webinar Praktek Baik Ibu Bumi dalam Mengelola Hutan dengan tema “Memperkuat Peran Kelompok Perempuan dalam Program Perhutanan Sosial di Indonesia”, yang digelar secara virtual pada Rabu (25/8).

Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama dan kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan The Asia Foundation (TAF), bersama jaringan organisasi masyrakat sipil di Indonesia.

“Hari ini kami KLHK bekerjasama dengan TAF ingin menyuguhkan testimoni dari perempuan Indonesia atas kiprah mereka dalam mengelola Perhutsos, dan lebih lagi dalam mengembangkan KUPS, setelah mendapatkan persetujuan izin dari pemerintah,” kata Apik memberikan pengantar Webinar.

Lebih lanjut Apik mengapresiasi kontribusi TAF dalam memfasilitasi kehadiran para pejuang perempuan penjaga hutan dari wilayah yang tidak didukung sinyal yang memadai, sehingga tetap bisa mengikuti kegiatan ini

“Terimakasih kepada TAF yang telah memfasilitasi kehadiran kelompok perempuan dari lokasi remote, sehingga tetap dapat mengikuti acara ini dengan baik,” apresiasi Apik.

Lebih lanjut Apik menjelaskan empat tujuan kegiatan webinar yaitu: pertama, memperkuat agenda pemerintah dalam melibatkan perempuan dalam pengelolaan perhutsos.

“Kedua, ingin menggali pengalaman, kejeniusan dan kearifan lokal dan peran perempuan. Ketiga, untuk mendiskusikan tantangan perempuan dalam pengelolaan hutan khususnya perhutsos. Dan keempat, untuk membangun sinergi para pihak, sehingga perhutsos menjadi lebih berhasil,” tutur Apik.