Hadapi Covid-19, Ketua PBNU Ajak Masyarakat Mengisolasi Diri
Berita Baru, Jakarta – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengumumkan jumlah pasien positif Covid-19 terus bertambah.
Sampai hari ini, Minggu 22 Maret 2020, terdapat penambahan kasus sejumlah 64 orang dinyatakan positif dan 10 orang meninggal. Sehingga total ada 514 kasus dan 48 diantaranya meninggal dunia.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Bidang Hukum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Robikin Ehmas menghimbau masyarakat untuk tetap tenang.
Mengutip pesan yang disuarakan melalui lagu, yaitu “No Panic Buyers” dan “Self Isolation”, Kiai Robikin menyampaikan sikap panik berlebihan justru akan merugikan diri sendiri dan lingkungan.
“Betul, tak perlu panik hadapi Corona. Selain bukan cara menghindari kemungkinan terjangkit COVID-19, kepanikan justru bisa merugikan orang lain. Bahkan diri sendiri dan keluarga,” kata Kiai Robikin melaui keterangan tertius yang diterima Beritabaru.co.
Kiai Robikin menyampaikan, waspada tidak sama dengan panik. Ia menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat memicu kepanikan kolektif.
“Jauhkan pikiran untuk melakukan aksi borong barang,” pintaya.
“Jika kita benar-benar ingin memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mari “mengisolasi” diri. Bekerja cukup dari rumah. Begitu juga belajar,” tambah Kiai Robikin.
Hal itu karena menurutnya, carier COVID-19 adalah manusia bukan tumbuhan dan hewan. COVID-19 juga tidak menyebar melalui udara. Dengan berdiam diri di rumah masyarakat berpeluang tidak tertular.
“Itu berarti, kita menyelamatkan diri sendiri, keluarga juga lingkungan,” paparnya.
Oleh karena itu, Kiai Robikin, juga menghimbau agar masyarakat tidak mendatangi tempat keramaian. Ia menganjurkan agar masyarakat terus lakukan segala jenis peribadatan.
“Jangan hentikan shalat jamaah, tahlil, istighotsah, dzibaan, peringatan hari besar keagamaan, dan lain sebagainya. Namun lakukan di rumah masing-masing. Jangan menggelar kegiatan bersama di tengah COVID-19 mewabah seperti saat ini,” ungkapnya.
Menurut Kiai Robikin, syiar agama memang penting. Namun jangan karena alasan syiar tujuan agama terhalangi dan tidak tercapai.
“Toh kita tahu keselamatan manusia merupakan tujuan agama, Islam. Untuk itu, mari jadikan peristiwa mewabahnya COVID-19 sebagai momentum untuk meneguhkan kesadaran bahwa Islam merupakan agama kemanusiaan,” tambahnya.
Di akhir tulisannya, Kiai Robikin mengajak mesyarakat memohon ampunan dan berdoa Bersama. Ia berharap dan mendoakan, agar COVID-19 segera berlalu dari Indonesia dan dari muka bumi.