Greta Thunberg Terus Desak Pimpinan Dunia untuk Menangani Krisis Iklim
Berita Baru, Internasional – Greta Thunberg, aktivis iklim muda yang melakukan pemogokan sekolah untuk iklim sejak 2018 terus mendesak para pimpinan negara menepati janji dalam rangka pengurangan emisi.
Thunberg, sebagaimana dilansir dari The Guardian, Jumat (11/12) merilis sebuah video yang meminta para pemimpin untuk bertanggung jawab atas kegagalan dalam mengurangi peningkatan emisi karbon. “Kami masih melaju ke arah yang salah,” katanya. “Lima tahun setelah perjanjian Paris telah menjadi lima tahun terpanas yang pernah tercatat dan, selama waktu itu, dunia telah mengeluarkan lebih dari 200 miliar ton CO2.
“Target hipotetis yang jauh sedang ditetapkan, dan pidato besar sedang diberikan,” katanya. “Namun, jika menyangkut tindakan segera yang kami butuhkan, kami masih dalam keadaan penyangkalan total, karena kami membuang waktu, menciptakan celah baru dengan kata-kata kosong dan akuntansi kreatif.”
Peringatan lima tahun kesepakatan iklim Paris pada hari Sabtu memperlihatkan negara-negara sedang menetapkan rencana baru untuk menangani pemanasan global di bawah 2C dan mendekati 1,5C. Janji saat ini akan berarti peningkatan suhu 3C yang dahsyat.
Namun demikian, KTT yang direncanakan telah ditunda karena pandemi virus Corona hingga November mendatang. Pertemuan PBB yang melibatkan 70 pimpinan dunia akan berlangsung dalam satu hari. Uni Eropa juga akan mencoba untuk menyetujui target emisi 2030 baru pada hari Jumat di KTT Brussel.
Thunberg mengatakan kepada Guardian: “Pemimpin harus mengatakan yang sebenarnya: bahwa kami menghadapi keadaan darurat dan kami tidak melakukan cukup banyak. Kita perlu memprioritaskan tindakan yang perlu diambil di sini dan saat ini, karena saat ini anggaran karbon sedang digunakan.”
“Kita perlu berhenti fokus pada tujuan dan target untuk tahun 2030 atau 2050,” katanya. “Kita perlu menerapkan anggaran karbon mengikat tahunan hari ini.”
Thunberg mengatakan janji baru-baru ini oleh Inggris – untuk mengurangi emisi karbon hingga 68% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat 1990 – dan oleh China, Jepang, dan Korea Selatan untuk menjadi nol karbon netto menciptakan rasa kemajuan, dan dia menambahkan: “Itu adalah sebuah narasi yang sangat berbahaya karena tentu saja kita tidak menuju ke arah yang benar. Kita perlu mengatakan ini.”
Dalam videonya, Thunberg mengatakan: “Ada harapan … kami adalah harapan – kami, rakyat.”
“Bagi saya, harapan terletak pada demokrasi – rakyatlah yang memiliki kekuasaan. Jika cukup banyak orang yang berdiri bersama dan mengulangi pesan yang sama, maka tidak ada batasan untuk apa yang dapat kami capai.”