Google Pecat Karyawan yang Protes Pro-Palestina
Berita Baru, Jakarta – Google diketahui memecat seorang karyawan yang melakukan protes pro-Palestina saat forum pimpinan perusahaan digelar di Kota New York, AS pekan lalu.
Protes tersebut terjadi saat Pimpinan Google Israel Barak Regev berpidato, di mana mantan karyawan Google Cloud melancarkan protes terhadap proyek yang mereka anggap merugikan komunitas Palestina.
“Saya menolak untuk membangun teknologi yang mendukung genosida, apartheid atau pengawasan,” teriak mantan karyawan Google Cloud pada Senin (4/3) lalu dalam sebuah video yang kemudian menjadi viral di media sosial seperti dilansir Anadolu.
Karyawan tersebut mengeluarkan protes yang disertai teriakan ketika petugas keamanan mengawalnya keluar dari area tersebut. Namun, protes tersebut berujung pada pemecatan karyawan tersebut oleh Google.
Seorang juru bicara Google mengatakan kepada CNBC bahwa karyawan tersebut dipecat karena “mengganggu acara resmi yang disponsori perusahaan.” “Perilaku ini tidak baik, apa pun masalahnya, dan karyawan tersebut dipecat karena melanggar kebijakan kami,” ujar juru bicara tersebut tanpa merinci kebijakan mana yang dilanggar oleh mantan karyawan tersebut.
Proyek Nimbus yang menjadi sorotan dalam protes tersebut telah menuai kecaman dari para pendukung pro Palestina. Proyek tersebut mencakup kontrak lebih dari US$1 miliar antara Google dan Amazon, serta pemerintah dan militer Israel, untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada Tel Aviv.
Lantas, kecaman terhadap proyek tersebut bukanlah hal baru. Pada tahun 2021, lebih dari 600 karyawan Google menulis surat internal kepada pimpinan pemasaran perusahaan yang menuntut perusahaan teknologi tersebut membatalkan sponsornya pada Forum Mind the Tech tempat Regev berbicara. Surat tersebut menegaskan, “Mohon menarik diri dari Mind the Tech, menyampaikan permintaan maaf, dan mendukung Google serta pelanggan yang putus asa atas banyaknya korban jiwa di Gaza; kami membutuhkan Google untuk berbuat lebih baik.”