Gibran Dapat Keluhan Sunday Market Manahan Ditutup
Berita Baru, Solo – Bakal calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (32) menghadiri undangan dari komunitas JAMAN (Jaringan Kemandirian Nasional) dan PTMS (Paguyuban Tri Manunggal Surakarta) dalam acara ‘Ngobrol Bareng Mas Gibran’ di Gedung Buruh Kepatihan, Surakarta pada Rabu, (5/2/2020) sore.
Diketahui, komunitas JAMAN dan PTMS merupakan organisasi yang menaungi para pedagang di Surakarta terutama area sekitar Manahan.
Gibran datang pukul 16.15 WIB. Ketika masuk ke ruangan, para hadirin langsung bersorak dan bertepuk tangan. Suami Selvi Ananda itu pun langsung menyalami para peserta diskusi yang hadir.
‘Untuk sore hari ini kita ngobrolnya santai saja, semoga apa yang kita harapkan menjadi hal positif ke depannya,’ ujar Yuli Desantos (37) selaku ketua panitia penyelenggara.
Heru Sutarto yang mengaku dari Komunitas Pencipta Lapangan Kerja Cerdas Efisien, kalau disingkat ‘Koplak Ndase’ juga mengeluhkan permasalahan tempat berjualannya digusur aparat.
“Saya adalah mantan PKL yang jadi korban pernah digusur, dulu di Ronggowarsito sekarang habis gak ada yang jualan di sana. Sampai sekarang saya belum dapat tempat mas, pernah pindah ke Jalan Hasanudin tapi nggak ada yang beli, ya dagangan saya makan sendiri,” tuturnya.
Keluhan selanjutnya diungkapkan oleh Nur Wahyuningsih asal Tegal Rejo, Sondakan, yang menyampaikan dampak Sunday Market Manahan ditutup.
“Saya jualan di Manahan sebelum Bapak Jokowi jadi Wali Kota. Pas Bapak memimpin, kami disuruh masuk jualan ke area dalam Manahan. Itu ekonomi kami mengalami kemajuan. Semenjak Bapak jadi Gubernur, kami kayak kehilangan pegangan. Ada aja masalah, entah soal retribusi atau jam jualan yang dibatasi, pindah ke CFD, cuma tempat 1 meter aja sampe mau parang-parangan mas,” keluhnya.
Ia pun melanjutkan harapannya terhadap Gibran yang selaras juga ingin maju ke kursi AD 1.
“Semoga ada generasi Bapak yang bisa ngasih solusi. Semoga tidak sampai Pilkada kami sudah bisa masuk berjualan di Manahan lagi,” harapnya
Sahid Wiyono juga mengeluhkan hal senada.
“Kami gak diajak diskusi tiba-tiba Manahan ditutup, itu mencakup 1500 pedagang yang terdampak. Kalau yang namanya olahraga tanpa sunday market pasti sepi mas,” tuturnya sembari mendapat tepuk tangan hadirin.
“Semoga kami bisa terakomodir kalau Gibran jadi AD 1. Kami punya konsep, nanti dari penataan awalnya silakan dipelajari dulu, mas,” ungkapnya.
Peserta lain, Supardi, juga menginformasikan bahwa ketika ada Sunday Market Manahan, pengunjung bisa mencapai 10.000 – 15.000. Sedangkan tanpa Sunday Market, pengunjung Manahan di akhir pekan hanya mencapai 300.
Mendengar keluhan para pedagang, Gibran juga mengaku belum pernah kembali ke Manahan semenjak Sunday Market ditutup.
“Saya belum pernah ke Manahan semenjak Sunday Market ditutup. Berarti Bapak Ibu sepakat ya Sunday Market tidak dipindah, ya tetap di Manahan,” tanyanya pada para peserta diskusi.
Dengan kompak mereka menjawab, “IYAAA… MAS! TETAP DI MANAHAN,” sorak para pedagang.
“Saya sudah menerima proposal dari Mas Yuli soal penataan sunday market. Nanti saya pelajari, saya bantu rembuk ke Pemkot masalahnya apa. Kalau saya belum bisa bantu karena terkait kapasitas saya, ya mohon bersabar dulu,” tutup Gibran. (Lilmar)