Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gentagenta Biru yang Mengenangmu | Puisi-Puisi Khairur Rosikin Bunang
Ilustrasi: Michael Carles

Gentagenta Biru yang Mengenangmu | Puisi-Puisi Khairur Rosikin Bunang



Semangkok Whiskas Basah
dan Kematian pada Bait Keempat

_adaptasi lagu As The World Caves In-Matt Maltese

Surat kabar mengatakan hari ini
dunia sepenuhnya malam
Kita berdua menatap televisi
sebagai bintang gemintang
Di kedua kakimu yang disilang, aku berpikir
: mata ini, mengapa hanya
mengetahui apa yang terjadi di depan kepala
Sementara telah lolos bom atom
dan meledak membelakangi kita

Sejak cinta harus terbalas,
hati, jenis bunga yang gampang layu ini
mengalami patah ranting berkalikali
mengalami penolakan demi penolakan
Kamu terlalu rapuh karena satu orang saja

Kita perlahan menuju kematian
Perang nuklir mengganas, kamu sebujur kaku
Organ tubuhku tidak berfungsi sepenuhnya
Setelan modismu ditimbun abu
Oh, kesayangan, itu baju kekalahan atas kisah asmaramu

Cat pada kuku kakiku terlepas
Lima jam sebelumnya kamu mengolesnya
Mengelus buluku dan memberi semangkok whiskas basah
Kini bau mesiu membuat mual, mengoyak isi perutku

Telah kuciptakan semua lagu sedih dari suaraku
kepada tak seorang pun
Dan kematian pada bait ke empat puisi ini
adalah satu lagu perpisahan untukmu

“Oh, girls, it’s you that I lie with
As the atom bomb locks in
Oh, that it’s you I watch TV with
As the world, as the world caves in”

2021

Kepalamu Cahaya
Menikung di Malam Hari

_tsabit

Kepalamu cahaya
Menikung di malam hari
Katakata beku
Dari jiwa
Bejibun buku

Ketika tajam pandang itu
Menghunus hulu paragraf
Ilmu pengetahuan membaca
Keberanian dalam dirimu

Sepasang merpati
Saling merapat
Di langit
Bintang daud
Tanpa gantungan
Ritus nyaris tuntas
Menemui batuan
Pohonpohon juga tempayan

“O, pikiran
Satusatunya kesatria
Yang tangguh melawan kenyataan
Di mana kamu lepas zirah
Kebanggaanmu”

“O, pikiran
Satusatunya kesatria
Yang tangguh melawan kenyataan
Di mana kamu lepas zirah
Kebanggaanmu?”

Kilau rontok
Menjatuhkan badan
Ke tuts piano jaman
Membentuk not lagu
Tentang tidur pulas
Dan mimpi paling wadas

2021

Gentagenta Biru yang Mengenangmu
Sebelum Ini

Waktu
Karet sintetis yang meleleh ke dasar kulitmu
Pelan, pedih tetapi menyala
Udara timbultenggelam
Sebagai hal yang tidak bernilai
Sementara usia, lewat melambat
Menjadi air bagi memar
Memberi kesempatan sembuh lebarlebar

Tanganmu,
Sesuatu yang sering memegang janji itu
Memukul tanah
Tubuhmu terbakar
Hatimu yang kecil
Juga terbakar

Kamu lelaki lebih cengeng dari perempuan
Atau anak limatahunan
Yang kehilangan kelereng merah delima

Setiap kali malam susut
Dan rambutmu semakin kusut
Layar handphonemu mengeluarkan lagu paling kalut

“Aku tahu ini semua tak adil
Aku tahu ini sudah terjadi”

Lirik klise itu bagai solar yang dituang
Di atas apimu yang bara
Kamu menangis mengalahkan suara melodi
Yang bermain sesuai alur kunci

Kamu tak seperti seorang pun
Semenjak jatuh cinta
Bintang kecil, bungabunga bahagia
Jalanan gunung, gentagenta biru
Mengenang kamu sebelum ini
Hujan melepas baju pada prem mulutmu
Menggetarkan sekolompok apel merah
Di antara kedua tanganmu

2021

Kemarin Hanya Deretan Pohon Hazel

Bagi jiwamu yang introver
Kemarin hanya deretan pohon hazel
Juga sekeranjang sepi
Yang asli merangkul pedih
Pesta atau perayaan mana pun
Tidak sanggup mengundang
Perempuan seperti kamu

Tetapi maya ini
Fiturfitur efek pada reels Instagram
Telah melakukan banyak hal

Ketika kesedihanmu memuncak
Dan tidak ingin banyak orang tahu
Sekaligus banyak orang tahu
Reels song berbunyi:

“Tuhan, bisakah Kau turunkan hujan dengan petir
Aku ingin menangis tanpa terlihat”

Di dunia yang dibentuk oleh permainan citra
Kamu menangis, tertawa, tersenyum juga semakin percaya diri
Sehari kamu bisa mengunggah lebih dari dua rekaman
Berani membuka sedikit dua bohlam
Yang mungkin lama bersemayam

Kamu menyadari bahwa, bunga lili dalam dirimu
Boleh mekar di luar musim
Orangtuamu, yang kamu ketahui sebagai tukang kebun
Menaruhpancangkan kamu di pot
Menjadikanmu hiasan bagi keluargamu sendiri
Melakukan kejahatan berlarutlarut

Teknologi semakin menarik
Video berdurasi pendek itu akhirnya viral
Beberapa hidung belang menyamar
Sebagai hama kebun, mengetik buah komentar
Yang bugil juga manis, seperti gigitan yang menggetarkan
Menggerogoti tamanmu

2021


Khairur Rosikin Bunang, lahir di Sumenep, Madura. Menulis puisi sejak 2014.