Gelontorkan Miliaran Dolar, China Luncurkan Program untuk Menjadi Negara Adidaya Luar Angkasa
Berita Baru, Internasional – China menggelontorkan miliaran dolar untuk program luar angkasa yang dikelola militer dalam rangka membangun stasiun luar angkasa berawak pada tahun 2022.
Menurut badan antariksa Beijing, penyelidikan ke bulan dilakukan untuk mengambil sampel, merupakan agenda pertama dalam empat dekade terakhir.
Tujuan misi tersebut seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (2/12), adalah mengumpulkan batuan bulan dan tanah untuk membantu para ilmuwan mempelajari tentang asal-usul bulan, formasi, dan aktivitas vulkanik di permukaannya.
Pesawat ruang angkasa Chang’e-5 – yang dinamai menurut nama dewi bulan China – mendarat di sisi dekat bulan pada Selasa malam, lapor kantor media pemerintah, Xinhua, mengutip Administrasi Luar Angkasa Nasional China.
Jika perjalanan pulang berhasil, China akan menjadi negara ketiga yang mengambil sampel dari bulan, setelah AS dan Uni Soviet pada tahun 60-an dan 70-an.
Pesawat itu memasuki orbit bulan pada Sabtu setelah menempuh perjalanan 112 jam dari Bumi, kata Xinhua, setelah sebuah roket membawanya ke luar angkasa dari provinsi Hainan pekan lalu.
Misi penyelidikan tersebut mengumpulkan 2kg (4,5lbs) material permukaan di area yang sebelumnya belum dijelajahi, yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum (Ocean of Storms), yang terdiri dari dataran lava yang luas, menurut jurnal sains Nature.
Pengumpulannya akan berlangsung selama satu hari di bulan – setara dengan sekitar 14 hari Bumi.
Sampel bulannya kemudian akan dikembalikan ke Bumi dalam kapsul yang diprogram untuk mendarat di wilayah Mongolia, China utara bulan ini, menurut NASA, badan antariksa AS.
Misi tersebut secara teknis melibatkan berbagai inovasi untuk mengumpulkan batuan bulan, kata peneliti Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Jonathan McDowell bulan lalu.
Negara adidaya baru ini ingin mengejar ketertinggalan dengan AS dan Rusia setelah bertahun-tahun terlambat mencocokkan pencapaian luar angkasa mereka.
Seorang penjelajah bulan Tiongkok mendarat di sisi terjauh bulan pada Januari 2019, pertama kali di dunia, yang mendorong aspirasi Beijing untuk menjadi negara adidaya luar angkasa.
Penyelidikan terbaru termasuk di antara serangkaian target ambisius yang ditetapkan oleh Beijing, termasuk menciptakan roket yang kuat yang mampu mengirimkan muatan lebih berat daripada yang dapat dilakukan oleh NASA dan perusahaan roket swasta SpaceX, pangkalan bulan dan stasiun luar angkasa berawak permanen.
Astronot dan ilmuwan China juga telah membahas misi berawak ke Mars.