Gelombang Protes Tolak Pengesahan RUU Bermasalah Tak Kunjung Surut
Berita Baru, Jakarta – Gelombang protes terhadap Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP) dan UU KPK oleh DPR dan Pemerintah terus bergulir. Aksi demonstrasi besar besaran yang dimulai sejak hari Senin (23/9) mencapai puncaknya di hari Selasa (24/9).
Aksi ini meluas di sejumlah kota di Indonesia seperti Yogjakarta, Solo, Malang, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, Padang, hingga Sulawesi.
Gelombang aksi ini dimotori para mahasiswa dari berbagai universitas. Namun kali ini, Mahasiswa tidak bergerak sendirian, masyarakat yang peduli pada permasalahan korupsi, hukum, isu perempuan, dll kemarin pun turut bergabung menyuarakan keresahan mereka.
Aksi protes mahasiswa dari berbagai universitas ini mencakup dua poin utama tuntutan, pertama menolak RKUHP yang memiliki banyak pasal karet yang bisa berdampak mematikan demokrasi dan mengkriminalisasi kaum marginal.
Poin tuntutan kedua adalah menolak dan meminta Presiden Joko Widodo untuk mencabut revisi Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu).
Selain kedua poin utama tuntutan, tuntutan lainnya adalah menolak RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba, dan RUU Ketenagakerjaan, yang akan banyak merugikan rakyat.
Meskipun Pemerintah dan DPR telah memutuskan untuk menunda pengesahan RKUHP, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba, dan RUU Ketenagakerjaan, para mahasiswa terus bertahan di sekitar gedung MPR/DPR hingga malam hari.
Karena tuntutan mereka adalah pemerintah dan DPR menolak/membatalkan RKHUP yang saat ini sedang dalam tahapan pengesahan.
Mahasiswa yakin bahwa, dengan menggunakan istilah ‘penundaan’ dikhawatirkan DPR bisa mengesahkan RKUHP di akhir periode mereka atau di periode setelahnya.
Bahkan para warganet pun turut mendukung gerakan mahasiswa dengan menggaungkan tagar #HidupMahasiswa, #ReformasiDikorupsi, #MosiTidakPercaya.
Tagar-tagar tersebut juga menjadi sarana dukungan dari masyarakat, serta update bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi seputar aksi demonstrasi dan bertukar informasi.
agar-tagar tersebut juga menjadi sarana dukungan dari masyarakat, serta update bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi seputar aksi demonstrasi dan bertukar informasi.
Kemarin, hari ini, esok, mahasiswa telah membuktikan bahwa gerakannya adalah penyambung suara rakyat yang resah. Gerakan mahasiswa memang selalu menjadi yang terdepan untuk berjuang melawan ketidakadikan dan kesewenangan. (*)