Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gelar Mentoring Nasional Inisiasi Desa Damai, Wahid Foundation Komitmen Ciptakan Komunitas Aktif Tangkal Ekstrimisme
Direktur Wahid Foundation Mujtaba Hamdi saat memberikan sambutan pada Mentoring Nasional Inisiasi Desa Damai di Swiss Belboutique Hotel Yogyakarta (Foto: Zainul/Beritabaru.co)

Gelar Mentoring Nasional Inisiasi Desa Damai, Wahid Foundation Komitmen Ciptakan Komunitas Aktif Tangkal Ekstrimisme



Berita Baru, Yogyakarta – Wahid Foundation menggelar Mentoring Nasional Inisiasi Desa Damai di Yogyakarta pada Selasa (21/9). Kegiatan tersebut mempertemukan penggerak Desa Damai dari Klaten, Depok, Bogor, Yogyakarta, Malang, dan Batu dengan aktivis desa dari Kalimantan Selatan dan Bandung untuk menginisiasi pembentukan desa damai kedua wilayah tersebut.

Direktur Wahid Foundation Mujtaba Hamdi mengatakan tahapan pada acara ini peserta dibekali dengan hal yang bersifat praktif sehingga mereka dapat menerapkan desa damai di wilayah mereka dengan memperhatikan bagaimana indikator-indikator desa damai itu.

“Sekarang ini pesertanya dari Kalimantan Selatan dan Bandung dipertemukan dengan desa yang sudah menjalankan program Wahid Foundation seperti dari Klaten, Bogor, Depok, Malang, dan Batu,” tutur Mujtaba kepada Beritabaru.co, Selasa (21/9).

Ciptakan Komunitas Resilience

Menurut Mujtaba, konteks besar dari acara tersebut adalah untuk menciptakan komunitas yang secara aktif merespon isu intoleransi dan radikalisme.

“Kita ingin membangun komunitas yang punya daya tahan, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk menolak dan bertahan dari benturan isu intoleransi. Mereka aktif di komunitasnya untuk menumbuhkan hubungan perbedaan yang semakin kuat sehingga ketika ada narasi radikalisme masuk, mereka sudah bisa menyaring dan menolak isu seperti itu dan ini sifatnya jangka panjang,” kata Mujtaba.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, menurut Mujtaba program desa damai mendorong aktor perempuan di desa itu dengan memperkuat kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat menopang kekuatan ekonomi mereka.

“Kemudian membangun mekanisme damainya, yaitu dengan menyiapkan pola untuk merespon isu intoleransi dan radikalisme. Salah satunya dengan memperkuat peran perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat desa,” katanya.

Selain aktor perempuan, menurut Mujtaba, program desa damai juga mendorong kapasita aktor pemuda untuk membuat proyek perdamaian sesuai kreativitas mereka masing-masing.

“Peran pemuda saat ini semakin krusial, mereka kita kasih penguatan kapasitas dan tantangan untuk membuat project sesuai kemampuan dan kreativitas mereka masing-masing,” terang Mujtaba.

Peran Aktif Desa Damai Wahid Foundation

Dalam proses pembentukan desa damai, menurut Mujtaba Wahid Foundation  terlebih dahulu melakukan riset yang luas untuk mengidenfitikasi wilayah yang rentan terhadap isu-isu perdamaian seperti wilayah yang pernah menjadi lokasi aktor-aktor teoris, atau wilayah yang pernah terpapar intoleransi dan ekstrimisme kekerasan.

“Kita ingin masyarakat punya daya tahan tidak mudah tertarik kepada penanaman ideologi kekerasan,” kata Mujtaba.

Saat ini. Kata Mujtaba sudah 16 desa dideklarasikan desa damai yang sebagian besar di jawa.

“Pada tahun ini kita berupaya membentuk desa damai di Kalimantan Selatan dan di tahun berikutnya kita akan usahakan di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat,” jelas Mujtaba.

Mujtaba berharap, program desa damai yang diinisiasi Wahid Foundation menjadi inspirasi bagi pihak pemerintah maupun swasta untuk menciptakan komunitas yang mempunyai kekuatan dalam menghalau ideologi ekstremisme kekerasan dan sistem yang menopang ketahanan masyarakat itu sendiri.

“Kami berharap dukungan yang total baik dari pemerintahan level kabupaten, provinsi hingga di tingkat nasional, ketika ini menjadi program nasional, kita percaya komunitas di desa-desa kita ini akan memiliki kemampuan untuk hidup berbhineka secara lebih berkelanjutan dan lebih tahan dari potensi ekstremisme,” pungkasnya.