Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gejolak Politik Malaysia Memanas, PM Muhyiddin Akan Mundur
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin bereaksi selama sesi majelis rendah parlemen, di Kuala Lumpur, Malaysia 13 Juli 2020. REUTERS/Lim Huey Teng

Gejolak Politik Malaysia Memanas, PM Muhyiddin Akan Mundur



Berita Baru, Kuala Lumpur – Setelah kehilangan dukungan akibat pertikaian politik dalam koalisi yang berkuasa, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan mengundurkan diri pada Senin (16/8) besok.

Hal itu dilaporkan oleh portal berita MalaysiaKini, yang mengutip pernyataan dari Mohd Redzuan Md Yusof, Minggu (15/8), dimana pengunduran diri itu, jika dikonfirmasi, akan mengakhiri 17 bulan penuh gejolak masa jabatan Muhyiddin.

Mohd Redzuan mengatakan Muhyiddin memberi tahu anggota partai tentang keputusannya untuk mengundurkan diri karena dia telah kehabisan semua pilihan lain untuk mempertahankan pemerintah.

“Besok akan ada rapat kabinet khusus. Setelah itu, dia akan menuju (istana) untuk mengajukan pengunduran dirinya,” kata Mohd Redzuan kepada Malaysiakini.

Namun, pengunduran diri itu juga akan membawa lebih banyak ketidakpastian di Malaysia di tengah usaha menekan lonjakan kasus COVID-19 dan penurunan ekonomi.

Tidak segera jelas siapa yang menggantikan pemerintahan berikutnya karena tidak ada anggota parlemen yang memiliki suara mayoritas atau apakah pemilihan dapat diadakan di Malaysia di tengah pandemi.

Hal tersebut akan menuruti keputusan dari raja konstitusional, Raja Al-Sultan Abdullah, untuk memutuskan apa yang terjadi selanjutnya.

Kekuasaan Muhyiddin mulai menghadapi masalah sejak sejak ia berkuasa pada Maret 2020 karena perbedaan suara mayoritas yang tipis. Tekanan terhadapnya meningkat baru-baru ini setelah beberapa anggota parlemen dari partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), salah satu blok terbesar dalam aliansi yang berkuasa, menarik dukungan.

Sebelumnya, selama berminggu-minggu Muhyiddin menentang seruan untuk berhenti dan mengatakan dia akan membuktikan suara mayoritasnya di parlemen melalui mosi tidak percaya pada bulan September.

Namun, pada hari Jumat (13/8), Muhyiddin mengakui untuk pertama kalinya dia tidak memiliki mayoritas dan melakukan upaya terakhir untuk merayu oposisi dengan menjanjikan reformasi politik dan pemilihan dengan imbalan dukungan pada mosi percaya. Tawaran itu ditolak dengan suara bulat.

Sementara itu, Raja memiliki kekuatan konstitusional untuk menunjuk seorang perdana menteri dari antara anggota parlemen terpilih berdasarkan siapa yang menurutnya dapat memimpin mayoritas. Dia memilih Muhyiddin sebagai perdana menteri tahun lalu setelah pengunduran diri tak terduga Mahathir Mohamad.