Gedung Organisasi Energi Atom Jadi Sasaran Sabotase
Berita Baru, Internasional – Salah satu gedung milik organisasi energi atom Iran dilaporkan menjadi sasaran sabotase, meski berhasil digagalkan pada Rabu (23/6).
Laporan itu pertama kali diungkap oleh akun Twitter stasiun televisi berbahasa Inggris milik pemerintah Iran, Press TV.
Seperti dilansir dari Reuters, hingga kini belum ada konfirmasi dari pihak berwenang Iran terkait laporan upaya sabotase gagal tersebut. Namun, Iran kerap menuding Israel, musuh bebuyutannya, dibalik segala upaya sabotase yang dialaminya.
Laporan upaya sabotase itu muncul ketika negosiasi untuk memperbarui perjanjian nuklir 2015 tengah berlanjut di Wina antara Iran, Amerika Serikat, dan beberapa negara kekuatan dunia lainnya.
Insiden itu juga berlangsung hanya beberapa hari setelah pembangkit listrik tenaga nuklir Iran, Bushehr, terpaksa ditutup darurat pada akhir pekan lalu.
Penutupan itu diumumkan Badan Energi Atom Iran lewat sebuah pernyataan.
“Menyusul kesalahan teknis di pembangkit listrik Bushehr, dan setelah pemberitahuan satu hari kepada kementerian energi, pembangkit itu ditutup sementara dan jaringan listrik dicabut,” kata Badan Energi Atom Iran di situsnya pada Minggu (20/6) dini hari dikutip dari AFP.
Penutupan PLTN Bushehr telah dimulai sejak Sabtu (19/6) dan berlangsung selama tiga hingga empat hari.
Menurut Associated Press, ini adalah kali pertama Iran melaporkan penutupan darurat pembangkit nuklir satu-satunya milik mereka itu. Pembangunan PLTN Bushehr, di pantai bagian utara Teluk Persia, dimulai di bawah shah Iran pada pertengahan 1970-an.
Pembangkit itu mulai beroperasi pada 2011 dengan bantuan dari Rusia. Iran diharuskan mengirim kembali batang bahan bakar bekas dari reaktor itu ke Rusia sebagai langkah pencegahan proliferasi nuklir.
Pada Maret lalu, pejabat nuklir Iran Mahmoud Jafari mengatakan PLTN itu dapat berhenti beroperasi karena Teheran tidak dapat memperoleh suku cadang dan peralatan dari Rusia karena sanksi perbankan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat pada 2018.
Pembangkit Bushehr menggunakan uranium yang diproduksi di Rusia, dan dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
IAEA sendiri mengakui telah mengetahui laporan tentang penutupan ini, tetapi menolak berkomentar.