Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan sambutan di gelar Jateng EduFest 2021 yang diselenggarakan Wahid Foundation.

Ganjar Apresiasi Wahid Foundation Gelar Jateng EduFest 2021



Berita Baru, Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi dan berterima kasih kepada Wahid Foundation yang telah menggelar Jateng Edufest 2021 untuk peringati Hari Kartini dengan jargon Urip Rukun Jateng Gayeng pada Rabu, 21 April 2021.

Ganjar mengatakan, acara ini sangat bermanfaat untuk dikonsumsi publik, juga sebagai upaya menyemai toleransi dan perdamaian di lingkungan pendidikan. “Saya betul-betul mau mengucapkan terima kasih,” kata Ganjar dalam sambutannya di Jateng Edufest 2021, Rabu (21/4/2021).

Beberapa narasumber turut memeriahkan Jateng EduFest 2021, antara lain Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Perwakilan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, Gubernur Jawa Tengah, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 

Diharapkan dengan diselenggarakannya Jateng EduFest 2021 ini dapat memberikan inspirasi untuk lembaga pendidikan agar terus melakukan kampanye budaya toleransi dan promosi perdamaian. 

Kendati demikian, Ganjar menyampaikan bahwa praktek pendidikan yang terjadi saat ini masih mempertontonkan tindak intoleransi di lingkungan sekolah. “Bagaimana contoh bahwa kamu yang berbeda dengan saya itu kamu bukan kelompok saya,” Ganjar mencontohkan. 

Ganjar juga memberikan contoh kasus yang terjadi pada Januari 2020 lalu di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. 

Kasus yang Ganjar maksud adalah seorang siswi kelas X di SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah berinisial Z yang mengaku diteror kawannya karena tidak mengenakan jilbab.

Oleh sebab itu, Ganjar mengingatkan bagaimana peranan orang tua sangat penting demi menjaga pergaulan peserta didik atau anak-anak agar tidak melakukan propaganda lewat media sosial. 

“Bagaimana peranan lingkungan eksternal kalau yang di dalam seperti itu terus kemudian sistem kontrol kita tidak baik, maka media sosial kemudian menjadi alat yang dipakai mereka untuk melakukan propaganda, pelan-pelan sekali,” tandas Ganjar.