Gali Nilai Pancasila, Megawati Tawarkan Solusi Perdamaian Korea
Berita Baru, Internasional – Presiden Kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menegaskan musyawarah dan mufakat menjadi upaya untuk mendorong perdamaian antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) ke arah yang lebih baik.
Ia mengatakan musyawarah mufakat merupakan metode demokrasi yang ada di dalam Pancasila yang mencerminkan tindakan afirmasi negara kepada rakyat.
“Dalam forum ini saya menawarkan kembali metode demokrasi yang ada di dalam Pancasila, yaitu musyawarah dan mufakat. Saya sangat berharap setelah perdamaian Semenanjung Korea tercapai, segera tercapai pula sebuah kesepakatan baru, yang diikuti langkah-langkah konkret kerja sama antardua negara,” ujar Megawati dalam pidatonya di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/6).
Di hadapan ratusan lebih hadirin peserta acara, Megawati menjelaskan musyawarah mufakat adalah prinsip demokrasi yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia. Lima prinsip yang menjadi penuntun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu ketuhanan Yang Maha Esa, nasionalisme, internasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.
“Musyawarah mufakat adalah suatu metode komunikasi politik yang membuka ruang dialog terbuka tanpa hasrat dominasi terhadap pihak lain. Tema-tema yang telah disepakati, lalu dibicarakan tidak dengan paradigma mayoritas dan minoritas,” ujarnya.
“Terutama bagi kelompok yang termarginalkan akibat sistem politik yang ada. Bukan suatu hal yang mudah untuk dijalankan, tetapi bukan berarti tidak mungkin.”
Sementara itu, Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak Yeon dalam pernyataannya melalui rekaman video mengakui topik pembahasan di DMZ adalah hal menarik. Sebab Korut dan Korsel sudah mengalami konflik lebih dari 70 tahun, meski akhir-akhir ini ada perubahan lebih baik.
“Memang belum sempurna tapi perdamaian sudah dimulai,” ujar Lee Nak Yeon.
Yang paling dapat dilihat adalah zona demiliterisasi Korea (Korean Demilitarized Zone/DMZ) sebagai wilayah terdepan dari konflik kedua negara. Sekarang wilayah itu perlahan sudah menuju zona damai. Berbagai langkah terus dilakukan. Perubahan-perubahan ke arah lebih baik juga berjalan.
“Memang jalan menuju perdamaian tak mulus, tapi kita punya tujuan sama menuju perdamaian. Karena hanya dengan itulah kita mencapai kesejahteraan bersama,” kata Lee Nak Yeon.
Diketahui, Megawati menjadi salah satu pembicara utama DMZ International Forum on the Peace Economy bersama mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, Presiden pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat, serta beberapa tokoh penting lainnya dari Rusia, AS, dan Norwegia.
Sumber : CNN