Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Fungsi Penting SIPD, Mendagri Tito: Untuk Cegah Korupsi di Indonesia
Foto: Kemendagri

Fungsi Penting SIPD, Mendagri Tito: Untuk Cegah Korupsi di Indonesia



Berita Baru, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) merupakan bagian dari upaya pencegahan korupsi. 

“Nah di sini dalam konteks Kemendagri (sebagai) pembina dan pengawasan pemerintahan daerah, ada dua sistem yang sangat bermanfaat untuk pencegahan korupsi dan dalam rangka untuk membuat open government digitalisasi, yang pertama adalah sistem informasi pemerintahan daerah, SIPD,” kata Mendagri Tito dalam keterangannya.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Penandatanganan Komitmen Pelaksanaan Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2023-2024 di Ruang Rapat Djunaedi Hadisumarto, Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), Jakarta, Kamis (9/3).

Menurut Tito, SIPD merupakan sistem yang bisa mengintegrasikan data dari pemerintah daerah secara nasional dan realtime. Di dalam SIPD memuat data perencanaan, pelaksanaan pembangunan, hingga sistem keuangan. Data tersebut sangat berguna bagi pemerintah sebagai dasar pembuatan keputusan.

“Dengan data itu kita bisa mengetahui realtime berapa keuangan pemerintah daerah tertentu, kabupaten tertentu. Saya berapa kali rapat-rapat ke daerah-daerah selalu saya menggunakan data itu. Kita sudah punya data real berapa sisa yang dibelanjakan, berapa pemasukan PAD-nya, dan lain-lain lengkap di sana (SIPD),” jelas Tito.

Meski begitu, mantan Kapolri itu menyebut SIPD masih memiliki kelemahan. Salah satunya teknologi yang belum memadai, juga masih ada pemerintah daerah yang mengeluh soal pengunggahan yang lamban. Kekurangan lainnya, yakni kekurangan kapasitas bandwidth dan storage, hingga sistem keamanan (security) yang masih rawan.

Dia menyebut kelemahan tersebut salah satunya disebabkan karena anggaran yang kurang. Oleh sebab itu, Tito berharap terutama pada Kementerian Keuangan untuk mendukung anggaran penggunaan sistem teknologi SIPD, karena bisa menjadi sarana untuk pencegahan korupsi.

“Sistem SIPD ini sangat baik, sehingga perlu didorong. Tolong dibantu kami untuk memperkuat sistem ini, infrastruktur ini, sehingga betul-betul bisa bermanfaat dan ini bisa menyelamatkan 1.200 triliun (rupiah). Kita tahu bahwa di daerah itu APBD itu totalnya hampir 1.200 triliun (rupiah),” ungkapnya.

Sistem kedua yang disebut Mendagri untuk mencegah korupsi adalah Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) terutama terkait dengan data kependudukan dan pencatatan sipil (Dukcapil). SPBE menjadi tulang punggung (backbone) yang harus diperkuat ke depan dan dibuat sistemnya menjadi lebih aman.

“Yang saya perlukan adalah bagaimana sistem ini tidak jebol kalau digunakan nanti sebagai backbone-nya digitalisasi SPBE itu. Semua K/L (kementerian/lembaga) nanti akan menggunakan data NIK ini dan swasta menggunakan ini. Kalau jebol maka dia akan blackout semua, semua akan kacau. Nah ini saya hanya memerlukan itu,” terang Tito.