Food for Work, Taliban Gunakan Gandum untuk Bayar Gaji Puluhan Ribu Pekerja
Berita Baru, Kabul – Pemerintahan Taliban gunakan gandum untuk bayar gaji puluhan ribu pekerja, bukan lagi dengan uang, di tengah krisis ekonomi yang semakin mencekam.
Pengumuman itu dikeluarkan oleh pejabat pertanian dalam konferensi persnya pada hari Selasa (11/1), mengatakan hal itu sebagai program ‘food for work’.
Program tersebut menyusul beberapa waktu lalu, penguasa baru Afghanistan itu mendapat bantuan gandum dari India.
Bantuan gandum tersebut digunakan untuk membayar gaji sekitar 40.000 pekerja, dengan kisaran 10kg gandum per hari, di mana sehari pekerja itu bekerja selama lima jam sehari.
Skema pembayaran gaji dari program tersebut telah dilakukan pada sebagian besar pekerja di pekerjaan umum di ibukota Kabul. Pejabat pertanian Taliban kemudian mengatakan skema tersebut akan diperluas ke seluruh negeri.
“Kami siap membantu rakyat kami semampu kami,” kata wakil menteri administrasi dan keuangan di Kementerian Pertanian Taliban, Fazel Bari Fazli dalam siaran persnya, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Selain mendapat bantuan gandum dari India, pemerintah Taliban telah menerima tambahan 18 ton gandum dari Pakistan dan rencananya akan menambah 37 ton lebih.
Taliban juga sedang dalam negosiasi dengan India untuk bantuan sekitar 55 ton gandum.
“Kami punya banyak rencana untuk program kerja food for work,” katanya.
Akan tetapi, Reuters melaporkan bahwa masih belum jelas berapa banyak gandum yang digunakan untuk disumbangkan sebagai bantuan kemanusiaan, dan berapa banyak gandum yang digunakan untuk membayar pekerja.
Karena itu, program yang rencananya akan diperluas tersebut masih menjadi pertanyaan besar yang harus dihadapi oleh pemerintahan Taliban saat uang tunai di negara itu mengering.
Selain itu, negara-negara pendonor juga akan mempertanyakan bagaimana bantuan dari negaranya digunakan untuk membantu mengatasi krisis di Afghanistan, mengingat beberapa negara enggan untuk memberikan bantuan tunai.
Sanksi internasional terhadap pemerintah Taliban masih dilakukan. Beberapa sanksi tersebut sangat memberatkan mereka, termasuk pembekuan aset bank sentral.
Di samping itu, penurunan tiba-tiba bantuan internasional yang pernah menjadi tulang punggung ekonomi telah membuat pemerintah Taliban memiliki keuangan pemerintah yang terbatas dan krisis ekonomi yang mencekam.
Namun, bantuan kemanusiaan terus berlanjut lantaran beberapa negara berusaha mencegah jutaan orang di Afghanistan mengalami kelaparan akut.
Badan-badan PBB pada hari Selasa meminta donor sebesar $4,4 miliar dalam bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan pada tahun 2022, menyebut dana tersebut sebagai “perhentian kesenjangan penting” untuk memastikan masa depan negara itu.