Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

FISIP UB dan Oase Institute Dorong Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Lewat Forum Budaya Tumpang

FISIP UB dan Oase Institute Dorong Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Lewat Forum Budaya Tumpang



Berita Baru, Malang – Sebagai bagian dari komitmen pengembangan ilmu sosial terapan dan penguatan nilai-nilai kebangsaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya bersama Oase Institute menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pengembangan Program Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang” pada Senin, 16 Juni 2025.

Forum ini menjadi tonggak penting dalam mempertemukan pendekatan akademik dengan praktik-praktik sosial berbasis komunitas. Bertempat di Mesem Café & Art Gallery, ruang literasi budaya yang aktif di wilayah Tumpang, kegiatan ini dihadiri oleh para pegiat budaya, tokoh masyarakat, pengurus MWCNU Tumpang, serta berbagai komunitas pemuda dan keagamaan dari Kabupaten Malang.

Dr. Mohamad Anas, M.Phil., selaku ketua tim pengabdian, menegaskan bahwa moderasi beragama tidak dapat dipaksakan dari atas, tetapi harus tumbuh dari dialog yang hidup antara nilai-nilai universal dan kearifan lokal masyarakat.

“Kita tidak bisa bicara moderasi tanpa menyentuh akar tradisi masyarakat. Kebudayaan adalah kanal paling alami untuk merawat toleransi dan kebersamaan lintas identitas,” ujar Anas yang juga merupakan Ketua Lakpesdam NU Kota Malang.

FISIP UB dan Oase Institute Dorong Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Lewat Forum Budaya Tumpang
foto bersama

Anas juga menyebut, jika program ini terus dikembangkan melalui pendekatan komunitas, maka akan lahir bentuk-bentuk baru dari moderasi beragama yang tidak kaku, tetapi lentur, luwes, dan kontekstual.

“Kita ingin menumbuhkan tafsir moderasi beragama yang hidup, bukan hanya slogan. Oleh karena itu, keterlibatan tokoh-tokoh budaya dan agama lokal menjadi sangat penting,” imbuhnya.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Irfan Afifi, budayawan dan penulis buku Saya Islam dan Jawa, serta pendiri platform kebudayaan Langgar.co, dan Stepanus Wiwin Eko, tokoh lokal Tumpang sekaligus pegiat budaya lintas iman.

Irfan menyampaikan bahwa perjumpaan antara Islam dan budaya lokal telah berlangsung lama, dan menjadi fondasi dari kehidupan sosial masyarakat Jawa.

“Islam tidak datang dengan meniadakan budaya, melainkan menyempurnakannya. Di titik inilah, moderasi menjadi jalan tengah yang paling bijak untuk menjaga harmoni,” ujar Irfan.

FISIP UB dan Oase Institute Dorong Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Lewat Forum Budaya Tumpang
suasana forum budaya pengabdian masyarakat fisip UB di Mesem Cafe & Art Gallery

Sementara itu, Stepanus menegaskan bahwa kehidupan masyarakat Tumpang sudah lama diwarnai semangat toleransi dan gotong royong, yang menurutnya menjadi bukti bahwa moderasi bisa lahir secara organik.

“Kami tidak asing dengan perbedaan. Yang kami rawat adalah rasa saling menghormati. Karena itu, kegiatan seperti ini menguatkan apa yang selama ini sudah kami jalani,” tutur Stepanus.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat FISIP UB tahun 2025 yang dirancang untuk memperluas ruang dialektika akademik dengan praktik sosial yang kontekstual. Melalui kerja sama dengan Oase Institute dan Lakpesdam MWCNU Kecamatan Tumpang, kegiatan ini diharapkan mampu menjembatani kampus dengan komunitas, serta merumuskan model moderasi beragama yang berpijak pada realitas lokal namun terbuka terhadap nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan universal. (Yusril/Lukman)