Film Twenty Ingatkan Kita untuk Berpikir Lagi: Mau Jadi Apa Kelak?
Berita Baru, Review Film – Lulus dari SMA dan menginjak usia 20 tahun menjadi penanda bagi sebagian orang atas kehidupan yang ia jalani. Di umur itu, orang cenderung memikirkan ulang masa depannya. Ke arah mana ia akan membawa hidupnya? Apa yang harus ia lakukan untuk mencapai tujuan itu?
Sementara itu, setiap orang memiliki prinsip berbeda dalam menentukan arah kehidupan. Bagaimana dengan tiga sekawan ini? Apa yang mereka kejar di usia ke-20 tahun? Begitulah setidaknya pertanyaan yang akan dijawab dalam film Twenty.
Sinopsis film Twenty
Film Twenty bercerita tentang tiga sahabat yang berteman sejak SMA yaitu Chi-ho (Kim Woo-bin), Kim Kyung-jae (Kang Ha-neul) dan Dong-woo (Lee Jun-ho) baru saja lulus SMA. Ketiganya melanjutkan hidup dengan cara berbeda.
Chi-ho adalah seorang playboy yang tidak bekerja dan tidak juga kuliah. Hidupnya hanya berputar pada rebahan, pacaran dan mendapatkan cewek cantik, dan kalau bisa, kaya. Meski sudah berpacaran dengan So-min (Jung So-min), ia tetap tebar pesona bahkan berselingkuh dengan cewek-cewek lain.
Kyung-jae menempuh jalan standar: kuliah untuk mendapatkan pekerjaan bagus di perusahaan. Tentu, mendapatkan pacar dan merasakan debaran merah jambu di hati. Ia mulai naksir dengan seorang seniornya, Jin-joo (Min Hyo-rin), namun sebuah twist terjadi yang membuatnya benar-benar harus meninggalkan Jin-joo.
Nasib berbeda dialami Dong-woo, yang bermimpi menjadi seorang kartunis. Kesulitan ekonomi yang terjadi setelah ayahnya bangkrut membuat ia terpaksa menjadi kepala rumah tangga dan menyangga perekonomian keluarga dengan mengambil beberapa pekerjan part-time.
Bagaimana akhir cerita mereka? Apakah Chi-ho bakal berhenti mengejar cewek? Apakah Kyung-jae akan punya pacar? Dan, apakah Dong-woo bakal selamanya bekerja part-time?
Sebuah gambaran dan refleksi soal ‘menjadi dewasa’
Memiliki passion digambarkan sebagai hal yang cukup penting dalam film ini, sehingga dengan begitu hidupmu lebih bergairah dan terarah. Dari ketiga sahabat itu, Chi-ho tergolong orang yang sedikit lebih lama menemukan jalan hidupnya dibanding dua kawan yang lain.
Nggak berhenti di situ, rupanya penting bagi kita untuk berkompromi dengan realitas. Dong-woo misalnya, ia memiliki passion yang jelas. Ia bahkan menempuh kelas manhwa untuk fokus pada pengembangan skill berkomiknya. Namun kondisi keluarga membuat ia melakukan pilihan lain.
Namun ternyata, berkompromi dengan realitas nggak selamanya buruk. Bagi Dong-woo, ia tetap bisa mencoba memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, sembari mengejar hobinya menggambar manhwa.
Film ini bisa jadi gambaran dan refleksi mengenai masa depan. Apa yang ingin kamu lakukan secara serius dalam hidupmu? Kita diajak bertanya ulang, apa passion dalam hidupmu?