Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Fenomena Ngepet Online, Solusi Alternatif Keuangan Pada Masa Pandemi
(Foto: Istimewa)

Fenomena Ngepet Online, Solusi Alternatif Keuangan Pada Masa Pandemi



Masalah finansial sepertinya sudah menjadi common problem bagi masyarakat Indonesia, apalagi saat terdampak pandemi Covid-19 saat ini. Beberapa kalangan masyarakat memilih untuk memutar otak, agar finansial tetap berjalan dengan lancar. Seperti yang kita ketahui bersama pembatasan sosial atau kontak fisik membuat aktivitas dalam mencari nafkah menjadi terhambat.

Tidak hanya pedangang kecil sektor perkantoran pun terpaksa memberlakukan WFH (Work From Home). Lantas apa solusi yang dilakukan oleh masyarakat? Jawabannya adalah ngepet online. Memang ini terdengar sebagai lelucon, namun sebagian masyarakat memilih untuk memanfaatkan beragam aplikasi pencari cuan yang bisa didapatkan pada gawai masing-masing. Motivasi mereka sangatlah simpel yakni untuk bertahan hidup dan memeroleh kehidupan yang lebih baik.

Beragam aplikasi yang digunakan adalah CashZine, BuzzBreak, IndoToday, TikTok, hingga game online. Berdasarkan keterangan informan, rata-rata ia mendapatkan penghasilan kisaran Rp.700-1000 dalam sehari dalam satu aplikasi. Hal tersebut bisa kita kalkulasi jika menggunakan 3 aplikasi sekaligus, yang mencapai angka Rp. 900ribu. Bahkan banyak pengguna lainnya yang penghasilannya mengalahkan gaji UMR dan kantoran.

Hal tersebut memang menarik untuk dicoba, namun apa saja modal yang diperlukan dalam kegiatan ngepet online? Pertama, sudah jelas kuota. Untuk mendapatkan cuan yang banyak, seseorang diharuskan menonton tayangan yang ada di aplikasi dengan durasi tertentu, mulai dari 15menit bahkan berjam-jam. Kalau di kalkulasi modal dan effort yang dibutuhkan memang seimbang, daripada kita berdiam diri dirumah.

Kegiatan yang dilakukan dalam ngepet online adalah membaca berita, menonton video hingga bermain game secara online. Awalnya bentuk cuan yang dikumpulkan berupa koin hingga ditukarkan menjadi nilai rupiah dan bisa melakukan kegiatan penarikan sejumlah minimal yang ditentukan pada aplikasi tersebut. Mulai dari Rp. 5000 – Rp. 10.000, sehingga pengguna terus terpacu untuk mencari koin sebanyak-banyaknya pada setiap harinya.

Informan tersebut juga menambahkan bahwa metode pencairan dari hasil ngepet online bisa dilakukan pada beragam e-wallet, seperti: DANA, OVO, PayPal hingga GoPay. Dengan bermacam-macam durasi agar saldo bisa bertambah secara otomatis. Meskipun hal ini terdengar sepele, bagi informan kegiatan bermain handphone bisa berubah menjadi kegiatan yang menghasilkan, apalagi pada masa pandemi dengan kebijakan stay at home.

Begitu pula dengan beragam tren ngepet online lainnya, seperti bermain saham. Banyak orang memilih terjun di dunia saham, meskipun resikonya cukup besar dan belum sepenuhnya paham akan dunia persahaman. Mulai dari Crypto, Bitcoin hingga saham digital lainnya. Hal ini dikenal sebagai kegiatan trading saham, meningat harga jual yang fluktuatif serta tidak menentu.

Berbeda dengan ngepet online pada aplikasi, trading saham lebih dinilai sebagai tren sesaat saja. Karena banyak orang yang tidak benar-benar memahami alurnya, mereka cenderung galau saat harga saham turun di waktu yang tidak tepat, namun bagi mereka yang sudah pro cenderung santai dan menganggap sebagai suatu hal yang biasa.

Seperti yang dilansir dari sosial media gatherich, sejak pandemi tahun 2020 total ada 1.3 juta investor baru bahkan transaksi investor retail juga naik 66.5%. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, pertumbuhan literasi keuangan di Indonesia juga turut meningkat dari 2016 yang berada di angka 4.4% hingga 2019 yang mencapai 4.9%.

Beberapa masyarakat yang terjun dalam dunia trading saham, memiliki dalih sebagai investasi diri hingga bentuk pertahanan di masa pandemi. Mengingat banyak trader sukses diluar sana yang bisa membahagiakan keluarganya. Namun banyak juga masyarakat yang sekedar memamerkan di sosial media, sebagai fenomena yang sedang naik daun. Melihat hal tersebut peranan edukasi finansial sangatlah dibutuhkan agar tidak terjerat dalam lubang defisit hingga menimbulkan hutang.

Berdasarkan penjelasan tersebut,   fenomena  ngepet online menjadi hal yang lumrah  dan bisa dilakukan oleh semua orang. Kalian tinggal memilih mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan diri. Hal terpenting tidak memaksakan diri, apalagi sampai “gali lubang , tutup lubang” bukannya untung malah buntung.  Satu hal yang harus diingat, putuskan semua dengan bijak dan seleksi terlebih dahulu mana aplikasi atau kegiatan ngepet online lainnya yang benar-benar efektif.


Penulis: Dewi Ariyanti Soffi, sapaan akrab saya Dewi. Lahir pada tanggal 5 Maret 2000 di kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Saat ini saya sedang menempuh S2 di Universitas Brawijaya pada program studi Ilmu Sosial, dengan status yang sudah menjadi mahasiswa saya berharap tidak hanya kemampuan akademik saja yang bertambah, namun hobi dan kebiasaan dapat tersalurkan menjadi sebuah karya. Menulis merupakan media untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran yang sedang dihadapi oleh penulis dan dibumbui imajinasi sebagai bentuk pengekspresian diri, motivasi terbesarnya adalah “jangan takut untuk melangkah, melangkah dengan penuh kerendahan hati”.