Erdogan: Politik Eropa Kejam, Sampai-Sampai Cristiano Ronaldo Jadi Korban
Berita Baru, Sepakbola – Cristiano Ronaldo memang menjadi pemain yang punya banyak pengaruh. Tidak hanya di level skil dan lapangan hijau, ia mampu menyedot para fans untuk turut serta melihat pertandingan bola. Maksudnya, adanya Ronaldo sangat berpengaruh dalam hak siar yang notabenenya menjadi pundi-pundi penghasilan cuan.
Banyak yang bilang jika terlemparnya Cristiano Ronaldo di Aran Saudi karena ia menjadi korban politik. Sebelum CR7 resmi keluar dari MU, ia mendapat jam main yang cenderung di kurangi. Bahkan, di level Piala Dunia 2022 pun kerap dicadangkan. Ia pun dimainkan jika penyelenggara liga ingin menambah jumlah penonton bola saja.
Perihal demikian, pernah disinggung dengan lantang oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan menjawab pertanyaan jurnalis soal perbandingan antara Ronaldo dan bintang Argentina, Lionel Messi.
Erdogan kemudian mengatakan Cristiano Ronaldo tak bisa dibandingkan dengan Messi yang sukses membawa Argentina juara Piala Dunia di Qatar.
Sebaliknya, ia meyakini bahwa Ronaldo merupakan salah satu korban larangan politik di Piala Dunia. Ia menyandarkan pendapatnya itu dengan menit bermain Ronaldo yang amat sedikit di Piala Dunia.
Cristiano Ronaldo memang kerap ‘menghangatkan’ bangku cadangan timnas Portugal pada Piala Dunia 2022.
“Mereka telah membuang Ronaldo. Sayangnya, mereka memaksakan larangan politik kepadanya,” kata Erdogan kepada media Turki, Anadolu.
“Memainkan pemain seperti Ronaldo hanya pada 30 menit terakhir di lapangan tentu merusak psikisnya dan menguras energinya,” ujar Erdogan.
Edogan kemudian mengaitkan kecurigaan bahwa Ronaldo jadi korban politik di Piala Dunia 2022 dengan kampanye dukungan terhadap Palestina yang marak di ajang pesta bola dunia tersebut.
“Ronaldo merupakan pemain yang selalu membela Palestina,” tutur Erdogan.
Pemain 37 tahun itu memang baru dimainkan di babak kedua ketika Portugal kalah 0-1 dari tim kejutan Maroko di perempat final Piala Dunia 2022.
Ronaldo juga tak dimainkan sebagai starter ketika Portugal menghadapi Swiss di babak 16 besar. Ia baru dimainkan dari bangku cadangan pada menit ke-73 menggantikan Joao Felix.