Emisi Gas Rumah Kaca Dunia Turun 20% Selama Pandemi
Berita Baru , Amerika Serikat – Nasa menemukan, emisi gas rumah kaca nitrogen dioksida tercatat turun hingga 20% di seluruh dunia karena pandemi virus korona.
Dilansir dari Dailymail.co.uk , lockdown dari virus corona telah menyebabkan penurunan emisi global sebanyak 20 persen dalam bentuk nitrogen dioksida di atmosfer antara Februari dan Juni tahun ini.
Analisis NASA sebelumnya meriset berapa banyak gas rumah kaca yang telah diproduksi di 5.756 situs di 46 negara.
Nitrogen dioksida (NO2) memang kurang dikenal dibandingkan karbon dioksida (CO2), tetapi ternyata 300 kali lebih kuat sebagai penyumbang pemanasan global.
Nitrogen dioksida adalah polutan udara yang terutama dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, dengan penghasil emisi utama adalah kendaraan dan pabrik industri.
Penurunan konsentrasi lebih besar terjadi di kota-kota, dengan penurunan NO2 antara 20 dan 60 persen terlihat di 50 dari 61 kota besar yang dianalisis.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa sejak gelombang pertama pembatasan virus korona dilonggarkan, polusi udara meningkat lagi karena orang mulai lebih sering bepergian menggunakan kendaraan.
“Kami semua tahu bahwa lockdown akan berdampak pada kualitas udara,” kata penulis riset Christoph Keller dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland, Pada Minggu (22/11).
“sangat jelas bahwa akan sulit untuk mengukur seberapa banyak perubahan tersebut terkait dengan tindakan penguncian (lockdown) dibanding secara musiman umum atau variabilitas dalam polusi.” Tambah Keller
NASA membandingkan data rata-rata di darat dari tahun 2020 dengan rata-rata multi-tahun, dengan memperhitungkan variasi alami cuaca dan sirkulasi atmosfer.
Para peneliti mengambil semua data yang sudah ada dan memodelkan seperti apa emisi tahun 2020 seandainya pandemi virus corona tidak terjadi. Dan kemudian dibandingkan dengan pengukuran sebenarnya.
“Dalam beberapa hal saya terkejut dengan seberapa banyak penurunannya,”.
“ Banyak negara telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menurunkan konsentrasi nitrogen dioksida mereka selama beberapa dekade terakhir karena peraturan udara bersih, tetapi hasil kami jelas menunjukkan bahwa masih ada kontribusi signifikan yang didorong oleh perilaku manusia didunia” tambah Dr Keller.