Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

El Nino Tiba, Ilmuan Khawatir Akan Timbul Pola Cuaca Ekstrem
Salah satu dampak fenomena El Nino adalah berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia dan berpotensi menimbulkan kekeringan meteorologis. (Foto: Istimewa)

El Nino Tiba, Ilmuan Khawatir Akan Timbul Pola Cuaca Ekstrem



Berita Baru, Washington – Fenomena iklim El Nino tiba dan kemungkinan akan menghasilkan cuaca ekstrem akhir tahun ini, termasuk suhu di atas rata-rata, demikian diumumkan para ilmuwan di Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) AS.

Berbeda dengan pola iklim La Nina, yang seringkali sedikit menurunkan suhu global dan dominan selama tiga tahun terakhir, El Nino dikaitkan dengan kenaikan suhu di seluruh dunia.

“Tergantung pada kekuatannya, El Nino dapat menyebabkan berbagai dampak, seperti meningkatkan risiko hujan lebat dan kekeringan di lokasi tertentu di seluruh dunia,” kata ilmuwan iklim NOAA Michelle L’Heureux pada hari Kamis (8/6) dalam sebuah pernyataan di situs web NOAA.

“Perubahan iklim dapat memperburuk atau mengurangi dampak tertentu terkait El Nino. Misalnya, El Nino dapat menyebabkan rekor suhu baru, terutama di daerah yang sudah mengalami suhu di atas rata-rata selama El Nino, ”kata L’Heureuz.

El Nino lahir dari perairan hangat yang tidak biasa di Pasifik Timur dekat pantai Amerika Selatan dan sering disertai dengan perlambatan atau pembalikan angin pasat timur.

Australia minggu ini memperingatkan bahwa El Nino akan memberikan hari yang lebih hangat dan lebih kering ke negara yang rentan terhadap kebakaran hutan yang ganas, sementara Jepang mengatakan El Nino yang sedang berkembang ikut bertanggung jawab atas musim semi terhangat yang pernah tercatat.

Pengaruh fenomena tersebut di Amerika Serikat lemah selama musim panas tetapi lebih terasa mulai dari akhir musim gugur hingga musim semi, kata NOAA dalam pernyataannya.

Pada musim dingin, diperkirakan ada 84 persen peluang terjadinya El Nino yang “lebih besar dari sedang” dan 56 persen peluang terjadinya El Nino yang kuat.

Ini biasanya akan menyebabkan kondisi yang lebih basah daripada rata-rata di beberapa bagian negara dari California Selatan hingga pantai Teluk Meksiko tetapi lebih kering daripada kondisi rata-rata di Pasifik Barat Laut dan Lembah Ohio.

Ini juga meningkatkan peluang untuk suhu yang lebih hangat dari rata-rata di bagian utara negara itu.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu di jurnal Science, El Nino tahun ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi global sebesar $3 triliun karena cuaca ekstrem menghancurkan produksi pertanian, manufaktur, dan membantu menyebarkan penyakit.

Akibatnya, pemerintah seperti Peru telah menyisihkan $1,06 miliar untuk mengatasi dampak El Nino dan perubahan iklim. Filipina — yang berisiko terkena topan — telah membentuk tim khusus pemerintah untuk menangani dampak yang diperkirakan.