El Nino Lemah Diprediksi Landa Indonesia: Kemarau Akan Semakin Kering
Berita Baru, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia akan mengalami fenomena kemarau kering akibat kedatangan El Nino.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan pada tahun ini fenomena cuaca di Indonesia tidak lagi diwarnai dengan keberadaan La Nina yang sudah membuat musim kemarau RI jadi basah selama 2 tahun.
Hal itu terkait dengan pergerakan massa basah ke Asia Pasifik, sehingga wilayah di Indonesia cenderung lebih kering seperti tiga tahun sebelumnya.
“Ini poin penting yang harus diperhatikan. Kita harus siap bahkan ada peluang menjadi El Nino lemah meskipun lemah artinya ada pergerakan masa basah ke Asia Pasifik artinya kemarau lebih kering,” kata Dwikorita secara virtual, Jumat (27/1/2023).
Ia menjelaskan pada 2020 hingga 2022 Indonesia diselimuti dengan fenomena triple deep La Nina. Namun, fenomena itu perlahan menjauh dan berbalik menjadi El Nino.
Artinya, kata dia, dalam enam bulan ke depan BMKG memprediksi sifat hujan bulanan di 2023 relatif menurun dibanding tiga tahun terakhir yang dipengaruhi adanya fenomena La Nina.
Kendati demikian, Dwikorita menjelaskan, berdasarkan catatan sejarah fenomena El Nino di Indonesia, fenomena itu berlangsung pendek hingga Juni atau Agustus.
Dodo Gunawan, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, menambahkan El Nino lemah punya peluang 50 persen hadir pada Juni hingga Agustus.
“Dampak kekeringan ya. Ini curah hujan berkurang. Kita harus mengantisipasi kekeringan, tapi insyaallah enggak panjang, Oktober semoga sudah selesai,” timpalnya.