Ekonomi RI Berhasil Tumbuh 5,31 Persen di Tahun 2022
Berita Baru, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mengalami peningkatan yang kuat, yaitu sebesar 5,31 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya tumbuh sebesar 3,70 persen. Ini adalah pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2013, yaitu sebesar 5,56 persen.
Pada kuartal keempat tahun 2022, perekonomian Indonesia masih mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen, yakni sebesar 5,01 persen. Meski pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan kuartal ketiga tahun 2022 yang terealisasi sebesar 5,73 persen.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat tercermin dari seluruh sektor perekonomian. Hal ini didukung oleh penurunan kasus COVID-19 di Indonesia dan peningkatan mobilitas.
“Di tengah ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tumbuh solid di atas 5 persen dengan kuartal I hingga IV tumbuh 5,31 persen,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).
Margo menyebutkan dari 17 sektor lapangan usaha yang dipantau BPS, semua mengalami pertumbuhan positif. Ada lima leading sector yakni industri, perdagangan, pertanian, pertambangan dan konstruksi yang memberikan andil terbesar ke perekonomian juga tercatat membaik kinerjanya dibanding 2021.
Sektor industri pengolahan berhasil tumbuh 4,89 persen. Tercermin dari industri makanan dan minuman (mamin) yang tumbuh sebesar 4,90 persen, didorong peningkatan permintaan beberapa komoditas mamin di dalam negeri, serta meningkatnya ekspor kelapa sawit (CPO).
Selain itu, industri logam dasar juga tumbuh 14,8 persen didorong peningkatan kapasitas produksi di sentra tambang, ditunjang dengan membaiknya harga komoditas di pasar ekspor.
Sektor perdagangan juga menguat dengan pertumbuhan 5,52 persen. Ini didorong oleh peningkatan perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya yang tumbuh 5,89 persen, serta perdagangan besar dan eceran yang tumbuh 5,44 persen.
Kemudian, sektor pertanian meski masih dibawa level pra-pandemi, tetapi sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu dan tumbuh 2,25 persen di 2022. Kenaikan ini didorong oleh peternakan yang tumbuh 6,24 persen, tanaman hortikultura tumbuh 4,22 persen dan tanaman pangan tumbuh 0,08 persen.
Pertambangan juga berhasil tumbuh 4,38 persen. Hal ini dikarenakan sektor tersebut mendapat berkah akibat kenaikan harga di pasar internasional sepanjang 2022.
Lalu, sektor konstruksi tumbuh 2,01 persen dikarenakan mulai kembalinya aktivitas pembangunan, terutama proyek pemerintah setelah covid-19 melandai.
Sementara itu, jika dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi kuat di 2022 dikarenakan makin banyak masyarakat yang berbelanja. Ini tercermin dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 4,93 persen. Konsumsi rumah tangga merupakan penopang utama perekonomian dalam negeri dengan porsi 51,87 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Dari keseluruhan sisi pengeluaran, BPS melaporkan pertumbuhan tertinggi ada di ekspor dan impor. Ekspor berhasil tumbuh 16,28 persen dan impor 14,75 persen.
“Ekspor meningkat karena kenaikan harga komoditas unggulan, di antaranya batu bara, minyak mentah, dan gas alam,” pungkas Margo.