Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Berita Baru, Jurnalis Rusia
Seorang pengunjuk rasa menghadapi polisi anti huru hara yang maju membawa gas air mata selama kerusuhan terjadi, setelah kematian tahanan polisi Minneapolisi, George Floyd, foto diambil 30 Mei 2020. Reuters/Jonathan Drake

Dubes Rusia: Polisi Amerika Serikat Tidak Etis



Berita Baru, Internasional — Kementerian Luar Negeri Rusia di Amerika Serikat (AS) mengaku sangat kecewa dan kesal dengan adanya insiden yang menimpa salah seorang jurnalis Rusia di AS.

Adalah Mikhail Turgiev yang terkena semprotan merica, yang disemprotkan polisi pada wajahnya ketika melakukan liputan demonstrasi di Minneapolis, AS.

“Penyemprotan semprotan merica yang ditargetkan oleh petugas kepolisian Minneapolis untuk menghadapi koresponden RIA Novosti, Mikhail Turgiev sebagai manifestasi dari kebrutalan yang tidak masuk akal, meskipun polisi sudah melakukam identivikasi bahwa dia sebagai seorang jurnalis,” terang Kementerian Luar Negeri Rusia.

Lanjut Kementerian Luar Negeri Rusia, sebagaimana dilansir dari Tass pada Senin (1/6), memita tanggung jawab internasional, yakni kepada pihak berwenang AS supaya memastikan keamanan bagi jurnalis dan wartawan yang tidak terhalang, kebebasan berekspresi dan akses yang sama terhadap informasi untuk semua masyarakat dunia.

Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di AS dilaporkan sudah mengirimkan surat yang dimaksudkan sebagai protes kepada pemerintah AS atas kejadian tersebut.

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov menuturkan Turgiev dan jurnalis Amerika yang berada di sebelahnya diperlakukan oleh polisi setempat dengan cara yang tidak etis dan tidak dapat diterima, meskipun mereka sudah mengidentifikasi identitasnya sebagai jurnalis.

“Catatan protes diajukan kepada Departemen Luar Negeri setelah insiden yang mencolok ini. Kami menuntut penyelidikan dan informasi menyeluruh tentang hasilnya,” tuturnya.

Antonov mencatat bahwa pers AS tidak menunjukkan tanda-tanda empati publik setelah insiden itu terjadi.

“Bisakah kita mengharapkan objektivitas ketika standar ganda digunakan bahkan sehubungan dengan jurnalis Rusia yang bekerja di AS?” tanya Antonov, sembari mengakhiri pembicaraan.