Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dubes RI
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi bersama Peneliti Comprehensive Research Organization, Waseda University, Masaharu Iwama di KBRI Tokyo. (Foto: Dok. Kemendikbud)

Dubes RI untuk Jepang Dorong Kerja Sama Uji Coba Teknologi “Rantai Dingin”



Berita Baru, Jakarta – Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Republik Indonesia di Tokyo, Yusli Wardiatno mengatakan bahwa Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang,  mendorong kerja sama uji coba teknologi “Rantai Dingin” bersama Waseda Universit.

Sebagaimana diinformasikan di laman Kemendikbud, Dubes Heri Akhmadi menerima kunjungan Peneliti Comprehensive Research Organization, Waseda University, Masaharu Iwama di KBRI Tokyo, pada Rabu (27/10) lalu.

“Pertemuan ini membahas penguatan hubungan bidang ekonomi antara Indonesia dan Jepang sekaligus kerja sama riset antara perguruan tinggi di Jepang dan Indonesia dalam teknologi sistem rantai dingin (cold chain),” kata Yusli Wardiatno.

Rantai dingin adalah suatu jenis rantai pasok yang dikendalikan temperatur rendah untuk memastikan ketahanan kualitas suatu produk mulai dari sejak dihasilkan hingga waktu akan digunakan.

Dalam kesempatan itu, Masaharu Iwama menyampaikan bahwa Jepang telah mengembangkan setidaknya tiga sistem dan teknologi rantai dingin dengan kapal laut.

“Salah satunya sudah diuji cobakan dan berhasil mengirimkan stroberi ke Singapura, namun dari Singapura belum dilakukan uji coba pengiriman saat kembalinya kapal laut ke Jepang,” tuturnya.

“Indonesia akan dimasukkan dalam daftar negara yang akan diuji cobakan berikutnya. Meskipun teknologi ini mahal, tapi harapannya bisa membantu peningkatan ekspor berbagai komoditas Indonesia ke Jepang,” tambah Iwama.

Merespon hal tersebut, Dubes Heri menyambut baik tawaran kerja sama. “Investasi infrastruktur dan mengundang pebisnis Jepang untuk membantu Indonesia dalam pengembangan transportasi dan gudang dalam upaya memperkuat sistem dingin di Indonesia ini sangat penting,” jelasnya.

“Apalagi kita akan memasuki Revolusi Industri ke-5, di mana akselerasi teknologi makin tak terelakkan,” tambah Dubes Heri yang didampingi Atdikbud Yusli bersama Atase Perdagangan Arief Wibisono.

“Kerja sama G to G dan B to B dalam upaya memperbaiki distribusi rantai dingin ini sangat mendesak untuk segera dikembangkan,” ungkap Dubes Heri.

Ia mencontohkan, misalnya untuk mengatasi masalah dalam penerbangan cargo langsung Manado – Haneda yang bisa mencapai kapasitas 20-30 ton. “KBRI siap memfasilitasi pertemuan yang diperlukan,” tegasnya lagi.

Terkait uji coba teknologi rantai dingin ke Indonesia, Dubes Heri mendorong agar sekembalinya kapal laut ke Jepang dari Indonesia, maka akan diupayakan diisi dengan berbagai komoditas andalan Indonesia.

Dubes Heri juga berharap uji coba ini dapat terjalin dalam bentuk riset kerja sama antara Waseda University dengan beberapa perguruan tinggi Indonesia terkait seperti Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Hal ini disambut positif Iwama.

“Harapannya, kolaborasi bersama Waseda University dapat terealisasi, karena ini juga sejalan dengan misi Kampus Merdeka untuk mendorong mobilitas internasional generasi muda Indonesia,” ungkap Dubes Heri.

Menurut Atdikbud Yusli, kerja sama ini dapat menjadi preseden baik mengenai bagaimana riset perguruan tinggi dapat digunakan dunia usaha dalam pengembangan bisnisnya.

Science meets business need-nya dapat,” pungkas Yusli.