Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dyah Roro
Dyah Roro pada Dialog dan Diskusi Tematik Virtual dengan tajuk “Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Kelestarian Lingkungan” yang diselenggarakan Kementerian PUPR melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Rabu (28/12).

Dorong Penggunaan Energi Ramah Lingkungan, Dyah Roro Pastikan RUU EBT Masuk Prolegnas 2022



Berita Baru, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti menegaskan dirinya terus mendorong percepatan pengembangan energi ramah lingkungan di Indonesia. Dalam mendukung hal itu, ia memastikan RUU EBT masuk pada Prolegnas tahun 2022.

Hal itu disampaikan Dyah Roro dalam Dialog dan Diskusi Tematik Virtual dengan tajuk “Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Kelestarian Lingkungan” yang diselenggarakan Kementerian PUPR melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Rabu (28/12).

“Harapan kami bisa segera selesai pembahasannya, agar bisa membantu mempercepat pengembangan EBT di Indonesia. Tentunya, transisi energi ini membutuhkan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat di Indonesia,” ujar Dyah Roro.

Dyah Roro menjelaskan, Indonesia mempunyai harapan besar di sektor EBT dalam membangun keberlanjutan hidup di masa mendatang.

“Ke depan kita harus selalu berkembang dengan mengoptimalkan potensi sumber-sumber energi ramah lingkungan yang kita miliki secara nasional,” tuturnya.

Lebih lanjut, Dyah Roror menegaskan penggunaan energi ramah lingkungan pada saat ini dapat membantu dalam upaya menghadapi krisis iklim.

“Alasan pertama yaitu kita sedang menghadapi krisis iklim yang tentu dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat. Yang kedua, ada beberapa tekat dari pemerintah dalam mendorong transisi energi dari yang tidak ramah lingkungan ke ramah lingkungan,” tuturnya.

Sementata itu Team Leader Kotaku Jatim, Abdus Salam menjelaskan fenomena atau masalah yang terjadi diperkotaan tidak lepas dari arus urbanisasi.

“Secara geografis, perkotaan minoritas, tapi jumlah penduduk mayoritas di perkotaan. Disisi lain, kota tidak bisa menolak atau membatasi arus urbanisasi. Tapi, urbanisasi tidak hanya mengandung persoalan, tapi juga ada potensi yang bisa dikelola,” jelasnya.

Menurutnya, ada dua masalah yang sering dihadapi perkotaan adalah kepadatan dan energi. Sehingga, perlu mendorong masyarakat secara bersama sama membangun secara mandiri, baik mengelola lingkungan maupun energi yang merupakan kebutuhan yang tidak bisa hindari.

“Orientasi kami ada 2 hal pokok besar yang harus dijalani secara seimbang. Yang pertama adalah pembangunan infrastruktur yang menjamin keberlanjutan siklus kehidupan. Kemudian yang kedua adalah perubahan perilaku yang mendorong terhadap misi tersebut,” terang Abdus Salam.